RADARSEMARANG.COM, Pekalongan – Pemkot Pekalongan menerjunkan tim gabungan untuk melakukan percepatan perbaikan tanggul Sungai Meduri di Kelurahan Tirto, yang jebol. Langkah tersebut untuk menyelamatkan 19 ribu warga atau 5 ribu KK terdampak banjir rob yang terjadi sejak Senin (23/5).
Tim gabungan terdiri dari anggota Satpol PP, BPBD, Kelurahan Tirto, TNI dan Polri. Tim bahu membahu menata kantong pasir untuk membuat tanggul darurat di sekitar Sungai Meduri Tirto Gang 12. Hujan deras yang mengguyur di sela perbaikan tanggul tak menyurutkan semangat mereka.
“Kami memberikan dukungan tenaga personel untuk membantu warga terdampak banjir rob,” ujar Kasatpol PP Kota Pekalongan, melalui Kepala Bidang Ketertiban Umum, Ketentraman Dan Perlindungan Masyarakat, Sugeng Haryadi, Kamis (26/5).
Pemkot juga mengapresiasi masyarakat yang turut membantu proses penanggulan. Warga terlihat antusias dan semangat menggotong kantong pasir dan menaruhnya di bibir tanggul. Satpol PP juga menerjunkan puluhan personel dan armada setiap harinya untuk membantu warga terdampak banjir.
Sementara itu, Wali Kota Pekalongan, Afzan Arslan Djunaid menyatakan, pemkot belum memutuskan status darurat. Namun pihaknya sudah koordinasi dengan Baznas dan KORPRI Peduli untuk membantu korban banjir rob.
“Kami belum lakukan tanggap darurat karena kriterianya belum mencukupi. Kami akan lihat dulu siklus panjang gembong pasang sampai besok,” terang Aaf, sapaan akrab Afzan Arslan Djunaid.
Sementara dari hasil koordinasi dengan Baznas Kota Pekalongan dan KORPRI Peduli, telah disiapkan logistik, pakaian pantas pakai, dan kebutuhan lainnya untuk warga terdampak.
Aaf mengatakan, wilayah yang terdampak banjir rob ini paling parah Pekalongan Utara dan Barat. Sebetulnya di wilayah barat ini, jika tak ada tanggul jebol air Sungai Meduri hanya melimpas. Namun karena jebol, air meluas di daerah Tirto. “Semoga segera surut, sehingga perbaikan bisa lebih cepat,” tandasnya. (han/zal)