28.4 C
Semarang
Monday, 5 May 2025

Target Penurunan Stunting di Angka 17,92 Persen

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Pekalongan – Pemkot Pekalongan menargetkan penurunan angka stunting di angka 17,92 persen hingga akhir 2022. Untuk merealisasikan target tersebut, pemkot meminta Dinas Kesehatan (Dinkes) dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) berkolaborasi dan kerja keras. Saat ini kasus stunting di Kota Pekalongan berada di angka 20,6 persen.

Perencana Muda Bappeda, Rr Murni Indah Wijayanti menjelaskan, angka prevalensi stunting Jawa Tengah rata-rata 20,9 persen, lebih tinggi dari Kota Pekalongan. Secara luas, ditargetkan pada 2024 bisa mencapai angka 12 persen. “Idealnya setiap tahun turun 1 persen, namun target kami 3 persen. Agar 2024 tercapai angka 12 persen,” jelasnya, Selasa (22/3).

Sbagai upaya menekan kasus stunting pihaknya menggelar Sosialisasi Saber (Sapu Bersih) angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) serta penanggulangan masalah gizi di aula Kecamatan Pekalongan Barat.

Menurutnya, konvergensi multi sektor percepatan pencegahan dan penurunan stunting terdiri dari dua Intervensi, yakni sektor kesehatan dan sektor Sensitif. Kota Pekalongan sudah menjalankan aksi ini sejak tahun 2020. Sektor kesehatan meliputi layanan PMT bagi bumil, KEK, dan bayi kurus, layanan pemberian tablet tambah darah bagi bumil dan remaja putri, pelayanan bumil K4, imunisasi dasar lengkap, ASI eksklusif dan MPASI.

Sedangkan, sektor intervensi sensitif meliputi penyediaan sanitasi yang layak, air minum layak, konseling gizi dan bina keluarga balita, layanan PAUD, program perlindungan sosial, kawasan rumah pangan lestari.

“Dalam intervensi prosentasenya, sektor kesehatan 30 persen dan sektor non kesehatan 70 persen,” serunya.

Sementara itu, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, dr Indah Kurniati mengungkapkan,  saber AKI dan AKB perlu dilakukan melalui deteksi dini pada ibu hamil, bayi, dan balita. “Ini dapat dilakukan oleh bidan dan dokter spesialis kebidanan/spesialis anak,” jelasnya.

Pihaknya masih melihat tingginya ibu dan bayi dengan risiko tinggi, anemia dan Kurang Energi Kronik (KEK) yang tercatat di setiap kecamatan, Kasus kematian ibu tahun 2021 meningkat. Begitu pula dengan kasus maternal covid yang meningkat. “Tahun kemarin, masih banyak kasus AKI, ditambah covid,” jelasnya.

kegiatan saber kali ini dilakukan di empat wilayah kecamatan yakni Kecamatan Utara di Puskesmas Dukuh, Kecamatan Timur di Puskesmas Sokorejo, Kecamatan Barat di Puskesmas Medono, dan Kecamatan Selatan di Puskesmas Buaran. (han/zal)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya