RADARSEMARANG.COM, Pekalongan – Covid-19 varian omicron ternyata berbahaya bagi orang yang belum vaksinasi. Terlebih memiliki penyakit penyerta (komorbid). Hal ini terbukti dengan lonjakan kasus yang cukup tinggi. Butuh kerja sama dan kekompakan untuk mengatasi varian omicron ini.
“Dengan kondisi seperti sekarang, kita butuh kekompakan bersama untuk mengatasi omicron,” ujar Wali Kota Pekalongan, HA Afzan Arslan Djunaid pada Senin (28/2).
Kerja sama yang kuat cukup ampuh mengatasi Covid-19. Terbukti saat gempuran varian delta kemarin. Kekompakan dalam hal ini masyarakat disiplin mematuhi protokol kesehatan, minimal jangan abai kenakan masker. Selain itu turut menyukseskan program vaksinasi.
“Jadi tak hanya dari jajaran pemerintahan, masyarakatlah yang terlibat. Kesadaran dan kepatuhan mereka menjalankan protokol kesehatan sangat berperan mencegah Covid-19,” tegasnya.
Aaf panggilan akrab wali kota, berharap hal ini dapat terlewati dengan baik. Pemkot juga akan terus berupaya melakukan antisipasi sebaik mungkin. Seperti, ketersediaan kamar isolasi di RSUD Bendan. Termasuk menyediakan ruang isolasi terpusat di gedung Diklat dan Unikal. “Saat ini sebagian besar yang kena masih isolasi mandiri di rumah masing-masing, kondisi masih terkendali,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekalongan, Dr Slamet Budiyanto menjelaskan, perkembangan kasus Covid-19 ini luar biasa cepat. Saat ini kasus aktif baru di Kota Pekalongan tercatat 715. Totalnya lebih dari seribu. Yang sembuh 350.
“Kasus ini (omicron) peningkatannya cukup pesat dibanding varian delta, namun tingkat risiko kegawatdaruratannya lebih rendah,” terangnya.
Kasus Covid-19 memang meningkat tiga kali lipat. Jumlah yang dirawat di rumah sakit kebanyakan komorbid. Baru-baru ini sudah ada enam pasien Covid yang meninggal karena komorbid namun bukan varian omicron. “Walaupun risikonya rendah, yang komorbid tetap rawan, terutama yang belum vaksin,” tegasnya. (han/zal)