RADARSEMARANG.COM, Pekalongan – Walaupun curah hujan menurun, rob di wilayah Kota Pekalongan masih tinggi. Sebanyak 175 orang warga masih mengungsi di sejumlah titik pengungsian.
Kalakhar BPBD Kota Pekalongan Saminta mengungkapkan, berdasarkan hasil assesment tim Posko Siaga Bencana di sejumlah titik lokasi, permukiman warga masih terendam air dengan ketinggian 20-30 sentimeter. “Memang sudah mulai ada penyurutan air, tetapi kalau ada rob lagi, airnya kembali masuk ke rumah warga, untuk itu mereka memilih bertahan,” tuturnya Senin (13/12).
Dijelaskan lebih lanjut, dari prediksi BMKG terkait intensitas curah hujan maupun pasang surut air laut, masih akan tinggi pada Desember 2021 hingga Januari 2022. Bahkan puncaknya diperkirakan pada pertengahan Januari 2022 -Februari 2022. Untuk itu, pihaknya melakukan monitor terus ke lapangan.
Wilayah yang masih tergenang banjir rob, salah satunya di Pasirkratonkramat RW 5 dan RW 6. Yang mana kondisi airnya masih stagnan, karena ditambah bocoran tanggul di daerah Pabean perbatasan dengan Kabupaten Pekalongan.
Banjir rob juga menjadi salah satu masalah di Lembaga Pemasayarakatan (Lapas) Kelas IIA Pekalongan. Kepala Lapas Pekalongan Imam Purwanto mengatakan, membebaskan bangunan lapas dari banjir rob merupakan hal yang mendesak selain pemberantasan peredaran narkoba di lapas.
“Kami ingin meningkatkan bangunan Lapas Kelas IIA Pekalongan agar terbebas dari bencana banjir dan rob,” ujarnya yang resmi menjabat sebagai kalapas Pekalongan Senin (13/12). Serah terima jabatan dari pejabat lama Agus Heryanto berlangsung di Ruang Amarta Setda Kota Pekalongan kemarin.
Menurut Imam, kalau harus membangun di tempat baru harus butuh proses yang cukup lama. Mulai dari keikhlasan pemerintah daerah untuk menerbitkan surat hibah. Jika pun sudah didapat, masih harus mengusulkan ke DPR, dam ini membutuhkan waktu cukup lama lagi.
Memiliki lahan dan bangunan seluas 7 hektare, hematnya dengan membuat bangunan baru yang lebih tinggi. Misalnya dengan membangun bangunan bertingkat, sehingga warga binaan bisa tinggal di lantai atas yang aman tidak kena banjir rob. “Saya akan berusaha melakukan yang terbaik untuk membangun jajaran Lapas Kelas IIA Pekalongan ke depannya,” terang mantan Kalapas Lubuklinggau, Sumatera Selatan tersebut. (han/ton)