RADARSEMARANG.COM, Pekalongan – Sedikitnya 375 rumah di Kecamatan Tirto, masih kebanjiran akibat jebolnya tanggul Sungai Meduri. Tinggi genangan antara 10-50 sentimeter. Hingga kemarin, tanggul masih dalam proses perbaikan.
Ratusan rumah yang tergenang tersebar di empat desa. Yakni Desa Jeruksari, Mulyorejo, Tegaldowo, dan Karangjompo. Total sekitar 594 kepala keluarga (KK).
“Belum ada yang mengungsi,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pekalongan Budi Rahardjo.
Tanggul Sungai Meduri awalnya jebol pada Rabu (10/11) malam. Warga bergotong-royong menangani secara darurat. Namun pada Sabtu (13/11) tanggul di Desa Jeruksari ini kembali jebol.
Salah seorang warga Ahmad Salam mengatakan, tanggul kembali jebol karena tak kuat menahan debit air pasang yang tinggi sejak Sabtu (13/11) sore. “Saat itu warga cukup panik dan mengamankan barang berharga mereka masing-masing,” ungkapnya.
Kemarin, warga masih terus merampungkan perbaikan tanggul. Mereka menutup lubang tanggul dengan anyaman bambu dan karung isi tanah. Mereka juga merangkai bambu-bambu untuk penahan.
Wakil Ketua DPRD Kabupaten Pekalongan Sumar Rosul turun meninjau ke lokasi. “Iya, warga masih terus bekerja memperbaiki tanggul tadi (kemarin),” ucapnya.
Sekretaris Desa Mulyorejo Nurul Huda mengatakan, ada beberapa titik di wilayahnya yang masih terdampak. Salah satunya RT 09 (timur Sungai Meduri). “Kurang lebih ada 12 rumah yang terdampak di sana, atau 23 KK,” terangnya.
Menurut BPBD Kabupaten Pekalongan, pemerintah telah membangun tanggul-tanggul untuk mengantisipasi banjir dan rob. Di antaranya di Sungai Bremi dan Meduri. Namun pekerjaan itu belum selesai. Masih banyak titik-titik tanggul rawan jebol.
Kondisi banjir yang belum surut juga terjadi di wilayah Kelurahan Degayu, Kota Pekalongan. Warga yang mengungsi pun bertambah. Hingga kini ketinggian air rata-rata sekarang tinggal 20-40 sentimeter.
“Tadi siang (kemarin) kami evakuasi delapan orang, jadi kini total ada 23 orang dari sebelumnya 15,” jelas Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pekalongan Dimas Arga Yuda, Rabu (16/11).
Di wilayah tersebut, ada sekitar 600 rumah yang terendam banjir. Namun sebagian wilayah di Kota Pekalongan, seperti Krapyak Sampangan hingga Panjang Wetan turut terendam, namun tidak sampai ada pengungsi.
Hingga kini, baru warga Dukuh Clumprit yang mengungsi, mereka kini berada di aula kantor kelurahan setempat sejak Senin (15/11) sore. Dari total 23 pengungsi, Balita ada tiga orang, anak tiga orang, Remaja dua orang, dewasa 11 orang dan lansia empat orang.
Hingga kini, BPBD dan petugas gabungan dari Palang Merah Indonesia, kepolisian, dan TNI serta para sukarelawan masih terus bersiaga. Kendati air sudah mulai surut. Warga yang mengungsi juga sudah dicukupi kebutuhannya, baik obat-obatan hingga makan minum yang layak. (nra/han/zal)