RADARSEMARANG.COM, Pekalongan – Subsiden atau penurunan permukaan tanah di Kota Pekalongan semakin mengkhawatirkan. Penggunaan air bawah tanah terus menerus menjadi salah satu penyebabnya. Untuk mengantisipasi hal tersebut, pemerintah setempat melakukan intake (pengambilan) sumber air baku dari wilayah kabupaten tetangga.
Wali Kota Pekalongan HA Afzan Arslan Djunaid menjelaskan, pengambilan sumber air baku yang berada di Desa Cepagan, Kecamatan Warungasem, Kabupaten Batang ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan air bersih di wilayahnya. “Ini upaya kami untuk mengurangi ketergantungan air tanah,” ujar Aaf panggilan akrab wali kota usai meresmikan bangunan Intake Air Baku Cepagan pada Senin (18/10/2021).
Disebutkan Aaf, saat ini pengambilan air bawah tanah masih terjadi pada hotel dan gedung – gedung di Kota Pekalongan. Hal tentu menjadi penyebab subsiden sehingga banjir rob. Di satu sisi banyaknya hotel, gedung perkantoran, dan sebagainya membawa pengaruh positif secara ekonomi. Terlebih ke depan akan lebih banyak tempat wisata baru. “Pengelola gedung dan perhotelan, sudah berkomitmen akan stop (penggunaan air bawah tanah) jika dari Perumda Tirtayasa menjamin stok air,” tutur Aaf.
Intake Air Baku Cepagan ini bisa menjadi jalur baru untuk memenuhi kebutuhan air di Kota Pekalongan. Setelah ini, sebut Aaf, target pemkot pada 2023 terbangun Instalasi Pengolahan Air (IPA) dari Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Petanglong.
Jika kebutuhan air dapat tercukupi dan lancar, tak ada refocusing, serta komunikasi dengan Provinsi Jawa Tengah dan pusat berjalan lancer maka agenda pencegahan penurunan tanah dengan stop pengambilan air dalam tanah akan berjalan lancar.
Sementara itu, Direktur Utama Perumda Tirtayasa Kota Pekalongan Muhammad Iqbal menuturkan bahwa beberapa jaringan ke hotel dan RS sudah direvitalisasi dan pembagian zonasi sudah mulai dilakukan. “Ini agar kedepannya pembagian zonasi lebih teratur dan terarah lagi,” jelasnya. (han/ton)
