RADARSEMARANG.COM, Pekalongan – Pemerintah Kota (Pemkot) Pekalongan melalui Dinas Pertanian dan Pangan (Dinperpa) merintis Toko Tani Indonesia Center (TTIC). Dengan harapan, petani lokal bisa menjual hasil pertaniannya langsung.
Kepala Dinperpa Kota Pekalongan, Zainul Hakim mengungkapkan, selama ini para petani menjual padi atau gabah kepada tengkulak atau penjual luar daerah dengan harga rendah. Walaupun begitu, mereka tetap bergantung kepada tengkulak. “Dengan adanya TTIC, semoga petani tak menggantungkan hidupnya kepada tengkulak atau penjual luar,” serunya, Selasa (6/4/2021).
Bahkan dari hasil diskusi, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng mendorong Pemkot Pekalongan untuk mengintervensi para petani pascapanen melalui TTIC. Nantinya akan ada subsidi kotor sekitar Rp 900 per kilogram atau setelah pajak/bersih sekitar Rp 770. “Ini untuk membantu transportasi dan kemasan,” papar Hakim.
Dengan program tersebut, pihaknya ingin membantu konsumen agar dapat membeli beras medium dengan harga pasar. Bahkan bisa di bawah harga pasar. Untuk itu, saat ini tengah mengajukan corporate social responsibility (CSR) untuk pembangunan gedung TTIC. “Mudah-mudahan ini segera terlaksana sehingga hasil panen petani bisa kami serap,” tandas Hakim.
Lebih lanjut terkait pertanian, pada April ini, adalah masa tanam kedua. Dalam waktu satu tahun, ada dua kali masa tanam dan masa panen. Masa panen pertama yakni Oktober dan masa panen Maret yang biasa disebut Okmar. Untuk itu, para petani diminta menyiapkan dana untuk masa tanam bulan April ini. Agar September bisa dipanen dengan baik.
Kaitannya dengan hasil panen raya, pada Maret kemarin, hasil yang didapatkan cukup bagus. Meskipun beberapa lahan terserang hama dan adanya curah hujan yang tinggi. Namun terbantu dengan hadirnya Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL). “Walaupun awal tahun dilanda hama dan curah hujan tinggi, hasil panen raya bulan kemarin tetap bagus,” tadasnya. (han/ida)
