RADARSEMARANG.COM, Pekalongan – Curah hujan dengan intensitas tinggi dan limpahan air dari wilayah hulu, membuat wilayah Kota Pekalongan terendam banjir sejak Sabtu (6/2/2021) lalu. Sebenarnya, Pemerintah Kota Pekalongan sudah memiliki 21 titik pompa air, namun tidak bisa bekerja maksimal, akibat limpasan air dari sungai yang terus menerus.
Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Pekalongan Khaerudin menjelaskan, tidak semua pompa air bisa kerja terus menerus karena mengikuti pasang surut debit air sungai, selain itu dua pompa juga tidak berfungsi. “Hingga kini kami masih mengoperasikan pompa secara maksimal, namun 2 pompa tidak bisa, sehingga hanya 19 pompa yang berfungsi dengan normal,” terangnya Sabtu (13/2).
Satu pompa yang berada di Slamaran tepatnya di depan pondok pesantren memang kondisinya rusak dan sedang menunggu sparepart yang didatangkan dari Jerman. Kemudian, satu pompa di Kelurahan Degayu, kondisinya terendam dan tidak dapat difungsikan.
Di samping itu, kondisi sekarang ini terkadang terdapat debit air sungai yang pasang dan melimpas sehingga penyedotan oleh pompa belum selesai yang masih ditambah air sungai yang pasang tersebut. Sehingga air akan terus ada, membuat pompa juga ada batasan bekerja.
Seperti di Pekalongan Barat, limpasan dari Sungai Bremi tidak bisa diimbangi oleh pompa dan air cenderung malah naik. Sementara, di wilayah Kecamatan Pekalongan Utara, meliputi 3 kelurahan yakni Kandang Panjang,Panjang Wetan dan Panjang Baru dengan luas genangan 800 hektare, air melimpas sampai ke ruas-ruas jalan. Di wilayah ini, pompa Sipucung hanya terdapat 3 pompa dan kemarin saat terjadi banjir besar, ditambah air dari curah hujan yang tinggi. Sementara pompa yang ada hanya mampu menyedot 800 liter per detik. “Wilayah Utara berbentuk cekungan seperti mangkuk dan volume air yang luar biasa tidak dapat terbendung, butuh beberapa waktu untuk surut,” paparnya.
Untuk, itu, upaya pihaknya ke depan akan melakukan penambahan pompa di Kelurahan Panjang Baru dengan anggaran Rp 2 miliar dengan luas tanah 729 meter persegi. Hal ini untuk memecah beban pompa di bagian utara. Sedangkan, di bagian selatan yakni di saluran Kandang Ayam atau Kerkop, kami mereka pasang pompa yang mana air akan dibuang ke timur Gang Umbul, yang juga sudah dianggarkan sebesar Rp2 miliar. “nati kami buat kolam retensi sehingga dapat memecah beban dari pompa Sipucung tersebut,” jelasnya.
Hingga Minggu (14/2), banjir masih menggenangi wilayah Kota Pekalongan. Pemerintah Kota Pekalongan yang diwakili Wakil Wali Kota Pekalongan HA Afzan Arslan Djunaid memberikan bantuan langsung pada warga. “Ada beberapa wilayah yang susah diakses bantuan, untuk itu kami ke sana beri langsung,” jelasnya.
Seperti salah satunya di RT 4 RW 6, Randujajar Pasirsari, Kelurahan Pasirkratonkramat, Kecamatan Pekalongan Barat. Wilayah ini sudah sekitar 2 minggu tergenang banjir setinggi hingga dada orang dewasa. Ditambah air banjir mulai menghitam yang bisa menyebabkan penyakit gatal-gatal. Aaf juga meminta pemangku wilayah setempat mulai dari RT, RW hingga lurah dan camat agar terus berkoordinasi dalam pendistribusian bantuan untuk bisa memprioritaskan ke daerah-daerah yang sulit terakses dan belum mendapatkan bantuan sama sekali. Juga waspada dengan kesehatan dan hewan liar, yang bisa saja muncul ke permukaan saat banjir seperti ular.
Saat ini ada 17 titik pengungsian dengan total 1.407 orang di Kecamatan Tirto dan Pasirkratonkramat serta 1.193 orang dari Pekalongan Barat. Lokasi pengungsian terbesar masih berada di SMK 2, Masjid Al Karomah dan Aula Kantor Kecamatan Barat. (han/ton)