RADARSEMARANG.COM, Semarang – Jengah banjir tidak kunjung surut, ratusan warga Tirto Kota Pekalongan melakukan aksi kuras banjir. Mereka memakai puluhan ember, baskom, panci dan peralatan seadanya lainnya Selasa (9/2/2021).
Ratusan warga yang tinggal di bantaran Sungai Bremi ini, sejak pagi hingga siang kompak mengambil air, dan dibuang ke dalam sungai. Aksi ini dipicu lantaran warga merasa resah karena hampir sepekan banjir menggenangi pemukiman.
Sebenarnya di kampung tersebut, warga sebelumnya sudah patungan untuk membangun tanggul permanen dan upaya ini berhasil mengantisipasi luapan Sungai Bremi. Untuk mengalirkan air dari guyuran hujan, warga menggunakan pompa air.
Namun akibat curah hujan yang tinggi, dan tiada henti, maka kampung tetap terendam. Sebab, pompa air yang ada tidak bisa maksimal menyedot air. Padahal saat ini, Sungai Bremi terpantau sudah surut atau ketinggian air lebih rendah dari perkampungan. “Kami butuh bantuan pompa dengan kapasitas besar atau tambahan lagi,” ujar Kartoyo, wakil ketua RT setempat.
Hal yang sama juga menjadi harapan Sukodir warga setempat. Selama ini pihaknya tidak manja ketika ada banjir menyerang kampung. Karena terus berinovasi, dari membuat tanggul sederhana sampai tanggul permanen seperti sekarang. “Kami membangun ini dengan patuangan dan bantuan orang dermawan. Harapan kami, dapat bantuan pompa dari pemerintah, agar masalah banjir bisa secepatnya selesai,” tandasnya.
Sementara itu, wilayah terdampak banjir di Kota Pekalongan berkurang menjadi 24 kelurahan dari 27. Dijelaskan Kalakhar BPBD Kota Pekalongan Saminta melalui Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Dimas Arga Yudha, akibat ketinggian air yang tidak surut, pengungsi bertambah banyak.
Data pengungsi bencana banjir Kota Pekalongan Selasa (9/2/2021) pukul 16.00 total ada 4.240 jiwa. Pengungsi berada di 43 titik lokasi dari 3 Kecamatan, Utara, Barat dan Timur. “Walaupun intensitas hujan menurun, ketinggian air masih tetap. Sehingga 3 kecamatan masih terendam, kecuali Kecamatan Selatan,” jelasnya.
Untuk memenuhi kecukupan makan para pengungsi dan yang bertahan di rumah masing-masing, sejumlah pihak terus mengaktifkan dapur umum. Mulai dari Dinas Sosial, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (Dinsos P2KB) yang bekerja sama dengan Brimob Batalyon B Pelopor Satbrimob Polda Jateng. Mereka rutin membagikan, 3000-4000 nasi bungkus ke warga terdampak banjir setiap hari. (han/lis)