26 C
Semarang
Tuesday, 15 April 2025

Dari 27 Kelurahan di Kota Pekalongan, Hanya Lima yang Tidak Terendam Banjir

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Pekalongan – Hari kedua banjir di Kota Pekalongan, sebanyak 22 kelurahan masih terendam. Ketinggian air yang menggenangi perkampungan warga bervariasi mulai 20 sentimeter hingga 150 sentimeter. Hujan yang masih mengguyur pada Minggu (7/2/2021) kemarin, membuat banjir tak kunjung surut.

Tim gabungan dari TNI-Polri, BPBD Kota Pekalongan, PMI, Pekalongan Rescue, Damkar Kota Pekalongan, MDMC, juga terus mengevakuasi warga yang terdampak banjir.

Kalakhar BPBD Kota Pekalongan Saminta mengatakan, dari 27 kelurahan di Kota Pekalongan, hanya wilayah lima kelurahan yang tidak digenangi banjir.

“Yang paling parah wilayah kelurahan di tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Pekalongan Barat, Kecamatan Pekalongan Timur, dan Kecamatan Pekalongan Utara,” beber Saminta, Minggu (7/2/2021).

Dia menjelaskan, hingga kemarin intensitas hujan masih tinggi, membuat ketinggian air bertambah. Selain itu, limpahan air dari wilayah atas, yakni Batang dan Kajen, membuat perkampungan di sempadan sungai semakin mengkhawatirkan. “Saat ini dari pantauan, arus Sungai Kupang semakin besar, bahkan hampir meluber ke jalan,” katanya.

Dikatakan, sejumlah tempat dijadikan lokasi pengunsian sementara warga terdampak banjir. Yakni, di SMK Negeri 3 Pekalongan ada 60 orang, Gedung Amanjiba ada 38 orang, Aula Kelurahan Pasir Kraton Kramat (PKK) ada 34 orang, Aula Degayu ada 72 orang, serta Mushola Al Istikhoroh ada 42 orang.

Selain itu, di Aula Kecamatan Barat 139 orang, Masjid Al Karimah 251 orang, Rumah Kos Al Fatih 50 orang, Masjid As Sayyidah Perum BRD 65 orang, TPQ Al Hikmah 36 orang, Masjid Al Ihsan 83 orang, SD Negeri Klego 10 orang, Musala Naqsabandiyah PKK 20 orang, Musala Raudhatul Hikmah PKK 12 orang, Musala Al Islah 24 orang, dan Aula Kelurahan Tirto 34 orang. “Total saat ini ada 960 pengungsi, jika hujan terus mengguyur ketinggian air bertambah, maka pengungsi akan bertambah pula,” jelasnya.

Ainol Atho, 31, warga Kelurahan Kauman, Kecamatan Pekalongan Timur mengatakan, ketinggian banjir di wilayahnya mencapai 1,5 meter, bahkan lebih yang rumahnya dekat sungai. “Banjir semakin parah. Di wilayah saya, setinggi satu dada orang dewasa,” katanya.

Namun warga tidak ada yang ke pengungsian, karena ada yang numpang di saudara atau bertahan di rumah masing-masing. Karena ada yang memiliki lantai atas, sehingga masih bisa aman.

Triono, warga Kelurahan Tirto mengatakan, sebagian besar rumah warganya terendam banjir. Mereka mengungsi di lokasi yang lebih tinggi. Selain itu, untuk mengurangi beban warganya, pihaknya bersama-sama membuat dapur umum bagi warga terdampak banjir.

“Wilayah kami terkena limpahan air Sungai Bremi, dan ditambah hujan terus-menerus. Selain itu, kemampuan pompa kami juga tidak besar,” katanya.

Karena itu, pihaknya berharap ke depan ada bantuan pompa air yang lebih besar kapasitasnya dari Pemkot Pekalongan agar bisa cepat menanggulangi genangan banjir di kampungnya. (han/aro)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya