RADARSEMARANG.COM, Pekalongan – Program call center 112 Kota Pekalongan telah diluncurkan pada akhir November 2019 lalu. Ternyata masih belum direspon maksimal oleh masyarakat. Ada yang serius dalam menyampaikan laporan, ada pula yang iseng atau prank, alias sekadar bercanda. Bahkan, terkadang aduan yang disampaikan warga jauh dari urusan gawat darurat.
Padahal layanan ini, bisa menjadi sarana bagi warga Kota Pekalongan yang membutuhkan bantuan bersifat gawat darurat. Kapan saja butuh bantuan, warga tinggal menghubungi 112 secara gratis. “Ada banyak liku-liku yang dialami call center 112,” ujar salah satu operator di Command Center, Ani Rosanti Rabu (9/9/2020).
Namun sebagai operator, Santi berusaha dengan baik menerima laporan yang masuk dari warga melalui layanan tersebut. Jika laporan yang disampaikan warga melenceng, ia akan berusaha memberikan penjelasan dengan baik.
Dijelaskannya, sebenarnya pengaduan yang ditangani call center 112, yakni layanan gawat darurat, layanan gawat tetapi tidak darurat, dan layanan informasi. Layanan gawat darurat antara lain kebakaran, banjir, rob, kecelakaan, serta kebutuhan ambulans dan mobil jenazah. Selanjutnya layanan gawat tidak darurat seperti pohon tumbang, ada anak punk atau hal-hal yang mengganggu lingkungan. Juga penanganan sarang tawon, ada gelandangan, pengemis, pengamen jalanan, perjudian miras, prostitusi, donor darah dan permintaan darah dari masyarakat.
Kemudian layanan informasi kaitannya dengan layanan lain yang dilakukan Pemkot Pekalongan. “Tadi ada laporan tentang mati listrik, dan laporan lain,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Dinkominfo) Kota Pekalongan Yos Rosyidi mengimbau organisasi perangkat daerah (OPD) atau instansi pengampu, agar segera menindaklanjuti laporan kegawatdaruratan, sehingga masyarakat benar-benar merasakan manfaat dari call center. “Kami harap jangan laporkan di luar kasus kegawatdaruratan dan informasi,” pesan Yos. (han/lis/bas)