RADARSEMARANG.COM, Pekalongan – Sejumlah nelayan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pekalongan mogok melaut. Hal tersebut disebabkan turunnya harga hasil laut tangkapan yang mencapai 50 persen.
Adapun penurunan harga hampir terjadi di semua jenis tangkapan laut. Seperti harga udang yang semula dibandrol Rp 25 ribu per kilonya kini turun hingga Rp 10 ribu. Bahkan harga kepiting mengalami penurunan yang sangat drastis, dari yang semula laku Rp 100 ribu kini para nelayan hanya boleh puas menjualnya dengan harga Rp 40 ribu per kilonya.
Budiman, 43, salah seorang nelayan mengaku bahwa pihaknya sudah tak lagi melaut sejak dua hari belakangan. Selain karena harga hasil tangkapan yang mengalami penurunan, adanya cuaca ekstrem juga menjadi alasan.
“Kalau pun dipaksa melaut yang ada cuma rugi. Hasil tangkapan sedikit, harganya murah, nggak bisa nutup harga solar yang dipakai,” terangnya kepada RADARSEMARANG.COM, Kamis (7/5/2020).
Selain Budiman, terdapat pula Tanjung, 40, nelayan lainnya yang mengaku bahwa sebulan belakangan kinerjanya tak bisa maksimal. Harga hasil tangkapan yang menurun membuatnya harus memangkas jumlah solar yang akan digunakan melaut.
Jika biasanya ia harus membeli total 60 liter setiap harinya, kini ia terpaksa hanya membeli paling banyak 50 liter. Sehingga tak banyak waktu melaut yang bisa ia maksimalkan.”Per liternya Rp 5.000. Butuh Rp 300 ribu untuk sekali melaut sedangkan hasil tangkapan kita nggak bisa laku sampai segitu. Akhirnya ya harus putar otak,” tutur warga Pantai Sari tersebut.
Penurunan harga tangkapan laut diketahui terjadi sejak sebulan terakhir. Harganya turun perlahan hingga kini mencapai 30 sampai 50 persen. Selain udang dan kepiting, sejumlah ikan seperti pari dan tegowojo juga mengalami penurunan harga. Lebih dari pada itu, rajungan kini bahkan sama sekali tak laku di pasaran. Padahal sebelumnya rajungan bisa dijual dengan harga Rp 15 ribu per kilonya. (nor/bas)