Banjir di Pekalongan
– Lapas Kelas II A Kota Pekalongan terendam
– Sepuluh desa di Kecamatan Tirto, Wonokerto, Sragi, dan Wiradesa terendam
– Ribuan warga mengungsi di Kabupaten Pekalongan
– Widia Nahiul Hikmah tewas tersengat listrik saat menyingkirkan pohon bambu di Jalan Dukuh Binangun, Desa Werdi, Kecamatan Paninggaran, Kabupaten Pekalongan
Diolah dari Berita
RADARSEMRANG.ID, PEKALONGAN,- Hujan deras yang mengguyur sejak Rabu (19/2) hingga Kamis (20/2) menyebabkan sejumlah bangunan di Kota Pekalongan terendam banjir. Salah satu bangunan yang terendam adalah Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Kota Pekalongan. Banjir merendam ruang perkantoran serta ruang hunian di lapas ini. Ketinggian air di ruang perkantoran mencapai delapan sentimeter. Sedangkan di ruang hunian Blok A dan Blok C mencapai 35 sentimeter. Satu-satunya ruangan yang aman dari banjir adalah ruang hunian Blok B. Oleh karena itu pihak Lapas memindahkan seluruh narapidana (napi) dari Blok A dan Blok C ke Blok B.
“Kami sudah pindahkan seluruh warga binaan (napi) ke blok B. Untuk pemberian makanan dan air minum bagi WBP tetap berjalan lancar,” ujar Kalapas Pekalongan Agus Heryanto kepada RADARSEMARANG.COM.
Selain dievakuasi ke Blok B, 20 WBP juga diungsikan ke Rutan Temanggung untuk menghindari overload. Mengingat hujan yang masih turun hingga siang hari. Kalapas Pekalongan akan terus berkoordinasi dengan Kakanwil Jateng dan Kadivpas Jateng untuk melaporkan perkembangan banjir tersebut.
Hujan deras juga menyebabkan ribuan rumah warga Kabupaten Pekalongan terendam banjir. Banjir terparah terjadi di wilayah Kecamatan Tirto, Wonokerto, Sragi, dan Wiradesa. Bahkan lebih dari seribu warga mengungsi di beberapa titik pengungsian yang telah disediakan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pekalongan.
Pantauan koran ini, banjir terparah terjadi di sepuluh desa, yakni di Desa Spacar, Karangjompo, Tegaldowo, Mulyorejo, dan Desa Jeruksari, Kecamatan Tirto. Juga di Desa Sijambe, Desa Bebel dan Desa Wonokerto, Kecamatan Wonokerto.
Wilayah lainnya yang semula tidak mengalami banjir parah, kali ini terendam hingga ketinggian 70 sentimeter di Kelurahan Sragi dan Desa Mejasem, Kecamatan Sragi.
Wakil Bupati Pekalongan Arini Harimurti ketika mengunjungi tempat pengungisn di Masjid Al Karomah Kecamatan Tirto mengungkapkan, pihaknya memastikan para pengungsi dalam kondisi yang baik, terutama anak-anak. Pemkab akan memfasilitasi kebutuhan mereka dengan baik.
Menurutnya, hingga saat ini jumlah pengungsi sebanyak 240 orang dari Desa Pacar, Kecamatan Tirto.
Wakil Bupati Arini juga menegaskan, di tempat pengungsian, semua logistik termasuk perlengkapan kesehatan disediakan oleh Pemkab Pekalongan melalui BPBD. Demikian juga dengan Posko Kesehatan akan disediakan di semua tempat pengungsian.
“Langkah awal yang kita lakukan dalam menghadapi musibah banjir ini adalah darurat dahulu sampai akhir Februari nanti. Dan jika diperlukan, kita perpanjang kondisi darurat itu,” kata Arini.
Kepala Desa Pacar, Kecamatan Tirto, Mulyono, menjelaskan, banjir terjadi sejak Rabu (19/2), yang merendam wilayah 4 RT, yakni RT 2 hingga RT 6 Desa Pacar. Jumlah rumah yang terendam sekitar 450 KK, dengan ketinggian air 50 -80 sentimeter.
“Para korban banjir sebagian besar mengungsi di Masjid Pabrik Dupantex. Ada juga yang enggan mengungsi khususnya para suami, karena menunggui rumahnya dan mengantisipasi apabila nanti air tambah tinggi, biar bisa menyelamatkan harta bendanya,” ujar Mulyono.
Hujan deras kemarin juga menyebabkan seorang karyawati Koperasi Mekar Paninggaran, Widia Nahiul Hikmah, 21, meninggal dunia akibat tersengat listrik di Jalan Dukuh Binangun, Desa Werdi, Kecamatan Paninggaran, Kabupaten Pekalongan. Korban meregang nyawa saat berusaha menghindari pohon bambu yang roboh, namun menggantung d itengah jalan dan bambu menempel jaringan listrik.
Peristiwa nahas itu terjadi sekira pukul 15.30, tepatnya di Dukuh Binangun, Desa Werdi, Kecamatan Paninggaran. Sebelum kejadian, korban Widia, warga Desa Talun, Kecamatan Talun bersama temannya, Ani, berangkat dari kantor Koperasi Mekar yang berada di Desa Domiyang, Paninggaran sekitar pukul 15.00. Dikarenakan kondisi cuaca gerimis, korban bersama Ani mengenakan jas hujan.
Saat keluar kantor, korban mengendarai sepeda motor Honda Beat putih nopol H 4997 BQG, memboncengkan Ani. Sekitar pukul 15.30, korban melintas di Dukuh Binangun Desa Werdi, Paninggaran melihat ada pohon bambu yang menjulur ke jalan.
Tanpa berpikir panjang, korban tetap melintas dengan mencoba menghalau ranting bambu dengan tangan kiri. Ternyata bambu usai terkena air hujan tersebut menempel di kabel PLN. Sontak, korban tersengat listrik, dan sepeda motor yang dikendarai ambruk.
Beruntung, meski Ani sebagai pembonceng terpental, namun tidak ikut tersengat listrik dan berusaha menjauh. Sementara atas kejadian itu tidak ada satupun warga sekitar yang berani mendekati korban, karena masih terdapat arus listrik.
Warga pun berusaha menghubungi petugas Polsek Paninggaran dan PLN, yang langsung menuju lokasi kejadian. Setelah memadamkan listrik di lokasi kejadian, korban berhasil dievakuasi dan dibawa ke Puskesmas Paninggaran untuk dilakukan pemeriksaan. (nor/thd/aro)