RADARSEMARANG.COM, PEKALONGAN, – Upaya Pemkot Pekalongan untuk menjadikan lingungan bersih dan sehat memang sedikit demi sedikit telah terlihat hasilnya. Seperti aliran Sungai Lodji di Jalan Sultan Agung, telah bebas sampah. Namun masih ada Pekerjaan Rumah (PR) yang harus segera dituntaskan, yakni mengurangi kuantitas sampah di Tempat Pembangan Akhir (TPA).(NORMA SARI YULIANINGRUM/RADARSEMARANG.COM).
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Pekalongan Purwanti mengungkapkan bahwa sejak tahun 2019 sudah ada beberapa program yang berjalan. Program-program tersebut di antaranya adalah Jogo Kali, penanganan sampah di hulu sungai, pemberian insentif disinsentif, serta paradigma baru dalam pengolahan sampah. Dari keempat program tersebut, yang saat ini sangat ingin diwujudkan adalah program paradigma baru dalam pengolahan sampah.
PR besar pemkot terkait dengan kebersihan Sungai Lodji sudah mulai tuntas sejak dibentuknya tim Jogo Kali. Terpantau dari atas jembatan, Sungai Lodji beserta bantarannya kini sudah bersih dari sampah. Maka, PR selanjutnya adalah mengurangi kuantitas sampah yang ada. Mengingat TPA di Pekalongan hanya ada satu dan kapasitasnya sudah overload.
Guna menyelesaikan masalah tersebut, Purwanti gencar menggaungkan program paradigma baru dalam pengolahan sampah. “Supaya masyarakat melakukan pemilahan sampah dari sumbernya. Setelah dipilah, sampah-sampah tersebut kemudian bisa diolah kembali menjadi kompos atau dijual di bank sampah. Dengan demikian kita bisa menekan kuantitas sampah di TPA,” tuturnya Senin (20/1).
Selain menyoroti kebersihan sungai, kinerja Pemkot Pekalongan dengan melaksanakan program kerja bakti di pasar tiap hari Jumat juga turut diapresiasi oleh masyarakat. Toni, 40, salah seorang pedagang di Pasar Darurat Sorogenen mengungkapkan bahwa sejak diadakan kerja bakti Jumat lalu, Pasar Darurat Sorogenen kini tampak lebih bersih dari sebelumnya.
“Sekarang pasarnya jadi lebih bersih. Kami pedagang sangat terbantu dengan adanya kerja bakti kemarin (Red, Jumat 17/1),” ungkapnya.
Selain itu, Pemkot juga turut menggandeng komunitas lingkungan untuk bisa membantu mewujudkan Kota Pekalongan yang bersih dan sehat. Tak hanya itu, komunitas Sapu Lidi juga ikut memberikan edukasi ke sekolah-sekolah dan ke perkumpulan ibu-ibu PKK tentang bahaya membuang atau membakar sampah sembarangan serta cara pemanfaatan sampah plastik.
“Kami sangat yakin bahwa menjaga kebersihan kota tidak bisa dilakukan oleh pemerintah saja. Peran kami sebagai masyarakat sangat penting. Karena kalau pemerintah sudah bekerja sedemikian rupa tapi kami tidak mengimbanginya maka akan percuma,” pungkas Dicko ketua komunitas Sapu Lidi. (nor/zal)