32 C
Semarang
Sunday, 11 May 2025

Soal Tanggul Rob, Pemkot Akui Banyak Catatan dari DWA Belanda

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, PEKALONGAN – Pemerintah Kota Pekalongan melalui Sekretaris Daerah (Sekda), Hj Sri Ruminingsih SE MSi menjelaskan, bahwa progres tanggul penahan rob, kini sudah di mencapai 90 persen. Hal tersebut terungkap setelah pihaknya menggelar rapat koordinasi bersama Hutama Karya dan BBWS.

“Harapan kami sampai dengan Desember, sudah ada pemasangan pompa dan penyambungan untuk listrik dari PLN sudah selesai,” ucapnya, Selasa (12/11).

Terkait daya listrik, akan mengambil jarak terdekat, yaitu dari kawasan Jeruksari, yang hanya berjarak sekitar 1.250 meter dari titik pompa tanggul.”Mudah-mudahan ini bisa segera terpasang sehingga ketika musim hujan tiba, air bisa tertangani,” tandas Sri Ruminingsih.

Sri Ruminingsih membeberkan, bahwa hasil koordinasi dengan BBWS, pada tahun 2020 akan ada program lanjutan untuk finishing tanggul. Selanjutnya, kaitannya dengan hadirnya Dutch Water Authority (DWA) Belanda kemarin, Sri Ruminingsih mengaku untuk menimba pengalaman.

Karena sudah terbukti negara Belanda sudah 800 tahun mengolah dan mengatur air, mengelola tanggul, menjaga keseimbangan air, serta mengelola limbahnya dengan baik.”Di Belanda tanggul dipasang 12-6 meter di bawah permukaan laut. Dalam pengelolaannya, sebelum air dibuang, limbah dikelola terlebih dahulu agar tidak merusak tanggul,” jelas Sri Ruminingsih.

Khusus kondisi tanggul di Kota Pekalongan ini masih dapat dikatakan awal, karen masih perlu penyempurnaan lagi. Dan pihaknya berharap masyarakat Kota Pekalongan dapat ikut berperan dengan tidak membuang sampah sembarangan, agar tidak memperberat kerja pompa air dan menambah volume sampah di hilir.

Sementara itu, rombongan DWA Belanda sebelumnya mengunjungi tanggul raksasa dan rumah pompa tanggul di Kota Pekalongan, Senin sore (11/11). Mereka diantar langsung, Wakil Wali Kota Pekalongan, HA Afzan Arslan Djunaid SE bersama Sekda Kota Pekalongan Hj Sri Ruminingsi SE MSi untuk memantau progres tanggul dan rumah prompa.

HA Afzan Arslan Djunaid SE mengungkapkan bahwa banyak masukan dari DWA Belanda. Pihaknya, ingin belajar langsung, karena selama ini Belanda terbukti mampu menangani rob dengan baik selama 30 tahun di negaranya.

“Memang berbeda kultur, situasi, dan kondisi dengan Indonesia khususnya Pekalongan. Kita masih banyak PR untuk ditindaklanjuti. Pihak konsultan dari Belanda telah melihat pompa dan tanggul di sini. Mereka menekankan perawatan pompa yang paling penting,” terang Afzan. (han/bas)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya