RADARSEMARANG.COM, PEKALONGAN– Dua remaja berhasil dibekuk petugas Polsek Pekalongan Selatan, karena melakukan perampasan motor. Tersangka yakni Alfan, 16, dan Yongki Aldiansah, 18. Keduanya warga Kelurahan Bendan Kergon, Kecamatan Pekalongan Barat. Mereka telah beraksi sebanyak dua kali. Korbannya merupakan warga Tirto. Alfan adalah otaknya. Aksi terakhir dilakukan di SMPN 16 Pekalongan, Jalan Sokoduwet, Kecamatan Pekalongan Selatan pada Rabu (21/8) pukul 22.00 WIB.
Kapolsek Pekalongan Selatan Kompol I Ketut Lanus menuturkan dalam menjalankan aksinya kedua tersangka saling berbagi tugas. Yongki bertugas mencari korban, yang ternyata adalah temannya sendiri. Kemudian mengajak korban jalan-jalan dengan motornya. Setelah itu korban dibawa ke tempat eksekusi.
Sedangkan Alfan menjadi eksekutor dengan menghadang rekannya yang telah membawa korban. Modusnya dia berpura-pura meminta tolong kepada korban yang sedang melintas, ketika berhenti karena hendak menolong, saat itulah tersangka menodongkan pisau dapur ke wajah korban.
“Tersangka Yongki yang membawa korban berpura-pura ketakutan terus lari, begitu pun dengan korban yang takut akhirnya menyerahkan motornya ke tersangka Alfan,” tutur Ketut di Mapolres Pekalongan Kota Kamis (26/9).
Setelah berhasil merampas sepeda motor milik korban jenis Vario 150, tersangka memodifikasi motor tersebut dengan menempelkan stiker ke bodi motor korban dan pelat motor dilepas. Selanjutnya motor ditawarkan via medsos.
“Setelah kita telusuri ternyata motor sudah dibeli oleh orang Subah Kabupaten Batang seharga Rp 3,6 juta. Motor tersebut telah kita sita dan diamankan di polsek,” paparnya.
Ketut mengatakan akibat dari perbuatannya, kedua tersangka dijerat dengan pasal 368 KUHPidana tentang pemerasan dan ancaman, hukumannya di atas lima tahun. Dengan barang bukti berupa satu buah pisau dapur, dan motor milik korban.
“Kedua tersangka sempat menjadi buronan. Namum setelah dilakukan penyelidikan dari saksi-saksi, kami berhasil menangkan tersangka 10 hari kemudian,” terangnya.
Sementara Alfan mengaku melakukan aksinya karena membutuhkan uang jajan. Bermodalkan pisau dapur milik ibunya, dia nekat melakukan perampasan dengan dibantu temannya. “Saya baru melakukan perampasan selama dua kali, itupun karena butuh uang,” pungkas remaja putus sekolah ini. (alf/zal)