RADARSEMARANG.COM, PEKALONGAN – Pelayanan kesehatan jiwa di Kota Pekalongan dinilai belum maksimal. Salah satu faktornya minim tenaga medis. Tercatat dokter spesialis jiwa hanya ada dua orang. Kondisi tersebut tidak sebanding dengan jumlah penduduk Kota Pekalongan dan sekitarnya.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pekalongan, Slamet Budiyanto mengatakan bahwa saat ini kebutuhan dokter spesialis jiwa maupun psikolog klinis di Kota Pekalongan masih sangat dibutuhkan. Idealnya satu orang dokter melayani 40 pasien setiap harinya.
“Di Kota Pekalongan mungkin ada sekitar ratusan. Karena gangguan jiwa kan bermacam macam. Idealnya satu dokter 40 pasien, hanya saja karena jumlahnya (dokter spesialis) minim, pelayanan kejiwaan di Kota Pekalongan cukup kewalahan,” ujar Salmet Senin (12/8).
Tidak hanya jumlah tenaga kesehatannya saja, Slamet juga menyoroti fasilitas kesehatan masih minim. Menurutnya, pelayanan kesehatan jiwa masih harus ditingkatkan. Bahkan Slamet menyayangkan wacana pembuatan Rumah Sakit Ibu dan Anak di Kota Pekalongan oleh provisinsi, karena Rumah Sakit Jiwa menurutnya lebih dibutuhkan.
“Mungkin karena angka kematian ibu dan anak di Kota Pekalongan masih cukup tinggi, sehingga pemerintah provinsi ingin membangun Rumah Sakit Ibu dan Anak. Akan tetapi menurut saya, pelayanan kesehatan ibu dan anak sudah bisa dilakukandi RSUD, puskesmas, dan klinik-klinik lainnya, tinggal kitanya saja. Sementara untuk gangguan jiwa, yang tergolong berat, terkadang kita harus merujuk ke luar Kota Pekalongan,” imbuh Slamet.
Walaupun gangguan jiwa tidak masuk dalam 10 penyakit yang kerap dilayani di puskesmas atau rumah sakit, namun pelayanan kejiwaan masuk dalam Standar Pelayanan Minimum (SPM) Kementerian Kesehatan. “Karena kejiwaan akan berdampak pada peningkatan indeks manusia,” ujarnya.
Menurut Slamet, saat ini, masalah penyakit kejiwaan semakin komopleks, dengan berbagai macam gejala dan sebab akibat, terlebih di era modern saat ini. Oleh karenanya, kebutuhan pelayanan khusus kejiwan di Kota Pekalongan saat ini juga cukup mendesak.
“Ganguan jiwa kan tidak melulu gila, stres, kecanduan gadget, juga menjadi salah satunya. Meski tenaga medis dan fasilitas yang masih sangat minim, tetapi kita berikan pelayanan semaksimal mungkin. Mudah-mudahan kedepan pelayanan kesehatan jiwa di Kota Pekalongan bisa semakin maksimal,” harapnya. (alf/zal)