RADARSEMARANG.COM, Mungkid – Ribuan umat Buddha dari Indonesia maupun negara lain memperingati detik-detik Tri Suci Waisak di pelataran Candi Borobudur, Kabupaten Magelang Minggu (4/6). Ibadah kali ini berlangsung khidmat karena tidak ada lagi wisatawan umum di area candi selama prosesi ibadah berlangsung.
Pantauan Jawa Pos Radar Semarang di Candi Borobudur, ribuan umat yang hadir secara langsung di lokasi tampak sangat antusias mengikuti setiap sesi hingga detik-detik waisak pada pukul 10.41.19 WIB. Meskipun kondisi di lapangan cukup terik, tidak menurunkan semangat para umat menjalani meditasi.
Sebelum detik-detik Waisak, umat melakukan meditasi yang dipimpin Bhante Wongsin Labhiko Mahathera. Setelah itu, detik-detik Waisak dimulai tepat pada pukul 10.41.19 WIB, ditandai dengan pemukulan genta dan bedug sebanyak tiga kali.
Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa’adi menyebut, peringatan ini merupakan salah satu wujud kebersamaan umat Buddha yang memiliki makna luas dan mendalam. Serta menjadi salah satu implementasi dari ajaran Sakyamuni Buddha Gautama.
“Untuk mewujudkan kesejukan rasa, toleransi, pengertian dan penerimaan. Dengan nilai-nilai cinta kasih, kemajemukan, persaudaraan, dan kelahiran martabat kemanusiaan,” ucap Zaenut saat memberikan sambutan dihadapkan ribuan umat Buddha.
Zainut menyampaikan, peringatan Tri Suci Waisak ini diharapkan dapat menjadi momentum yang tepat bagi umat Buddha di seluruh tanah air dan dunia untuk mengingat kembali pada tiga peristiwa suci dalam kehidupan Buddha Gautama. Yaitu kelahiran, pencapaian pencerahan sempurna dan kemangkatan Sang Buddha.
Peringatan detik-detik Tri Suci Waisak yang dilaksanakan setiap tahun bukan hal sebatas acara seremonial semata, namun merupakan salah satu wujud keyakinan dan bakti umat Buddha seluruhnya kepada sakyamuni Buddha Gautama.
Ia juga ingin, keteladanan Buddha dapat diteladani oleh umat Buddha di seluruh dunia. Baik dari kebijakan, kebijaksanaan, dan konsentrasi yang benar merupakan formasi bagi umat Buddha. Dalam mewujudkan harmonisasi dan kepedulian sosial.
“Pada perayaan Tri Suci Waisak tahun ini harus digunakan untuk memperkokoh komitmen untuk menghormati makna arti hidup dan kehidupan. Dan menjalankan praktek kebenaran, untuk meraih keharmonisan,” ujarnya.