RADARSEMARANG.COM, MUNGKID – Lomba layang-layang meriahkan Festival Bumi Mandala 2023 di sekitar Candi Ngawen, Kabupaten Magelang, Jumat (2/6). Uniknya, ada peserta yang membawa layang-layang berbobot 60 kilogram. Layang-layang tersebut berbentuk naga.
Layang-layang naga itu dibuat dari spon dan kombinasi kain. Dicat warna-warni, sehingga terlihat hidup. Selain itu, ada layang-layang berbentuk penari Legong milik Rino Adi Sofyan, peserta asal Desa Gunungpring.
“Layang-layang ini dua dimensi. Saya buatnya sekitar seminggu,” katanya kepada Jawa Pos Radar Magelang di sela acara di sebelah utara Candi Ngawen.
Ia terinspirasi dari kostum penari Legong asal Bali yang dikenal warna-warni. Juga memakai riasan wajah cantik nan tegas. Benar saja, setelah layang-layangnya jadi, sesuai ekspektasi. “Dilihatnya juga bagus,” ujar Rino
Tinggi layang-layangnya itu tiga meter. Ia memilih bahan kain dan rangka bambu, agar bobot layang-layang ringan. Ia paham bahwa tantangan terbesar menerbangkan layang-layang adalah dari angin. Saat diterbangkan bukan di daerah pantai, kekuatan anginnya tidak bisa terprediksi.
Pertimbangan Rino pun tak meleset. Siang itu, angin di sekitar Candi Ngawen tidak menentu. Beberapa layang-layang gagal diterbangkan.
Faktornya bukan semata karena tiupan angin, namun juga kualitas produk layang-layang itu sendiri. Namun layang-layang milik Rino, sukses mengudara dan mendapat tepuk tangan penonton.
Kepala Desa Ngawen Daru Hapsari mengatakan, Festival Bumi Mandala 2023 dilaksanakan 1-3 Juni. Puncaknya, digelar Festival Sego Wiwit pada Sabtu (3/6) hari ini. Festival ini adalah tradisi di Desa Wisata Ngawen setiap kali panen hasil pertanian.
“Ini sebagai tanda syukur,” katanya. (put/aro)