RADARSEMARANG.COM, MUNGKID – Api Dharma dari Mrapen, Kabupaten Grobogan, disemayamkan di Candi Mendut, sebelum dibawa menuju Candi Borobudur. Api abadi yang diambil oleh ratusan biksu dari berbagai sangha tiba di Candi Mendut sekitar pukul 14.58, Jumat (2/6).
Sekitar 200 orang terdiri atas biksu, majelis, dan masyarakat, umat Buddha dari berbagai negara hadir dalam prosesi pengambilan api suci dharma di pelataran api abadi Mrapen. Kemarin, api diletakkan di depan altar Candi Mendut. Prosesi peletakan ditandai dengan penyalaan lilin.
Selanjutnya, para biksu Sangha melakukan pradaksina atau mengelilingi Candi Mendut sesuai arah jarum jam sebanyak tiga kali. Kemudian para biksu melantunkan doa pensakralan Api Dharma di depan altar. Di altar candi terdapat tiga patung Buddha dari Giok, berasal dari Thailand. Ada pula hiasan bunga warna-warni.
“Api ini disemayamkan terlebih dahulu untuk didoakan, sebelum digunakan pada upacara waisak Minggu (4/6) besok,” jelas Bhante Dhammavuddho (Bhante Victor) di sela rangkaian persemayaman api abadi di Candi Mendut.
Bhante Dhammavuddho menyampaikan, upacara kali ini diikuti sekitar 300 bikhu dan 400 umat dari berbagai negara. Seperti Sri Lanka, Thailand, Malaysia, Indonesia, dan beberapa negara lain.
Ia menerangkan, makna Api Dharma ini adalah sebagai wujud untuk menerangi makhluk-makhluk di alam samsara. Jadi sama dengan api yang diharapkan dapat menerangi kegelapan.
“Api Dharma merupakan simbol kehidupan. Dengan keberadaan api tersebut diharapkan kehidupan akan berjalan dengan terang, lancar, dan tidak ada masalah,” terangnya.
Nantinya, sebelum dibawa ke Candi Borobudur, Api Dharma akan disatukan terlebih dahulu dengan air suci. Air suci akan diambil di Umbul Jumprit, Temanggung, Sabtu (3/6).
Sementara itu, Ketua Umum DPP Walubi S Hartati Murdaya berharap, prosesi Waisak tahun ini memberikan penerangan kepada semua umat manusia agar bisa hidup dengan damai. Dengan terbebasnya bangsa Indonesia dan dunia dari gangguan segala penyakit, bisa membangkitkan semangat umat manusia dalam menjalani hidup. (rfk/zal)