Tanah miliknya yang terdampak sekitar 2.000 meter. Namun, ia menyayangkan ada sisa tanah 111 meter, berada di pojok, tidak bisa diganti sekalian. Padahal tanah sisa itu sudah tidak bisa dimanfaatkan.
Kustomo Cahyono, 31, jadi jutawan usai menerima uang ganti untung proyek Jalan Tol Jogja – Bawen. Ia tidak menyangka, sawah 700 meter persegi di Desa Bligo yang pada 2015 dibeli seharga Rp 50 juta, kini nilainya berlipat ganda. “Yang terkena sekarang ini total 620 meter persegi, diganti rugi dengan Rp 602 juta. Keuntungan ya bisa dibilang 5 sampai 6 kali lipat ,” ujarnya.
Kustomo akan menggunakan UGR itu untuk membeli tanah lagi. Namun dia masih menunggu harga tanah stabil.
Sudjijo, warga Bligo mendapatkan ganti untung paling sedikit. Pria 72 tahun ini hanya menerima Rp 11,3 juta.
“Yang kena galengan (pematang, red) sawah, jadi nggak ada yang dirugikan. Cuma tanah galengan saja,” kata Sudjijo. Pematang sawah itu berada di pinggir sawahnya. Dari total lahan 417 meter persegi miliknya, yang terkena proyek tol hanya 13 meter persegi. Sisanya tetap bisa ia tanami padi seperti biasa.
“(Paling kecil) mungkin. Itu pas tikungan, jadi ra bakat dadi miliarder (tidak bakat jadi miliarder, red)” tambah Sudjijo yang sekarang tinggal di Cempaka Barat, Jakarta.
Kepala Desa Bligo Sukiyanto mengatakan, total seluruh lahan yang terkena proyek tol di wilayahnya mencapai 447 bidang tanah. Jumlah tersebut termasuk saluran air dan tanah kas desa. “Tanah kas desa kami sekitar 2 hektare. Itu tanah bengkok milik perangkat desa,” katanya.
