RADARSEMARANG.COM, Mungkid – Dua Gunungan Jemunak menjadi rebutan warga dalam gelaran Gerebek Jemunak di Desa Gunungpring, Muntilan Minggu (9/4). Makanan khas Desa Gunungpring, Kecamatan Muntilan itu hendak dipopulerkan kembali. Gerebek Jemunak dilaksanakan dari Jumat (7/4) sampai Minggu (9/4) di Halaman Masjid Al Ikhlas.
Dua gunungan jemunak diarak dari Dalem Simbah Gus Jogorekso Gunungpring menuju halaman masjid Al-Ikhlas Dukuhan, Gunungpring. Dua gunungan diberikan nama Simbah Kyai Raden Santri dan Masjid Al-Ikhlas.
Sekitar pukul 16.00 gunungan jemunak yang diangkat oleh enam orang mulai diarak. Jarak yang dimpuh sekitar satu kilometer itu diiringi oleh barisan silat, barongsai, dan sejumlah alat musik beserta iringan warga.
Camat Muntilan Amin Sudradjat menyebut, gunungan Jemunak menjadi simbol rezeki, kemakmuran, dan kesejahteraan masyarakat. Selain itu bentuk gunungan juga melambangkan melimpahnya karunia Tuhan. “Adanya kegiatan ini semoga potensi unggulan bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat Gunungpring dan sekitarnya,” ujarnya.
Salah satu panitia penyelenggara Lukman Fatahillah mengungkapkan, ide Gerebek Jemunak berawal dari rasa kepedulian makanan tradisional khas Gunungpring itu. Pasalnya, saat ini sudah tak lagi populer lantaran masyarakat lebih menyukai makanan modern.
Dijelaskan, Jemunak adalah makanan yang terbuat dari ketela dan beras ketan yang ditumbuk. Lalu dilumuri kinco atau gula merah yang dikemas dengan daun pisang. “Kita buat sekitar 2000 bungkus untuk dibagikan kepada masyarakat,” jelasnya.
Salah satu masyarakat yang hadir di Gebeg Jemunak ini, Dewi Sri mengaku, mendapatkan satu plastik berisi dua bungkus jemunak. Jemunak ini merupakan makanan tradisional di Gunungpring, dan hanya diproduksi saat bulan puasa saja. “Senang mas, saya dapat satu plastik,” terangnya. (mia/rfk/ton)