RADARSEMARANG.COM, Mungkid – Pemerintah bakal menerapkan sistem bisnis kolaboratif bagi petani sayur di Nepal Van Java (Desa Sukomakmur, Kecamatan Kajoran). Petani tak perlu repot menjual hasil pertanian sendiri-sendiri. Nantinya pendistribusian produk pertanian dilakukan secara terpusat melalui koperasi.
Menteri Koperasi dan UKM RI Teten Masduki menyebut, sasaran potensi lahan pertanian dalam sistem bisnis ini sekitar 400 hektare. “Nantinya juga melibatkan 400 petani setempat,” katanya saat meninjau cluster pertanian di Dusun Marungan, Desa Sukomakmur, Kecamatan Kajoran Kamis (16/2).
Ia menilai potensi besar itu harus dimanfaatkan maksimal untuk kesejahteraan petani. Saat ini pengelolaan pertanian di Sukomakmur masih bersifat individu. Menurutnya hal itu tidak efektif. “Bertani sendiri-sendiri, menjual produknya sendiri. Kita ingin bangun bersama melalui korporatisasi petani,” ujarnya.
Nantinya, kata dia, petani akan disatukan dalam satu wadah yaitu koperasi. Pembiayaan akan ditopang oleh KSP AMAJ (Artha Mitra Abadi Jaya). Sementara Koperasi Mitra Agro Abadi akan menjadi offtaker. “Petani tidak susah menjual hasilnya sendiri-sendiri dan akan dikelola oleh koperasi,” tandasnya.
Ia mengklaim, peluang pertanian sangat besar. Ada permintaan 60-70 ton per hari dari jaringan market. Permintaan itu baru terpenuhi tujuh ton per hari dari koperasi Ciwidey. Ia berharap sistem korporatisasi petani dapat mengkonsolidasi petani kecil menjadi koperasi.
“Membangun pertanian yang terencana, apa yang ditanam sesuai market sehingga tak ada lagi isu harga jatuh,” terang Teten. (mia/ton)