RADARSEMARANG.COM, Mungkid – Produktivitas bawang putih lokal di Kabupaten Magelang menurun. Hal itu terjadi seiring minat masyarakat terhadap bawang putih impor lebih tinggi. Dinas Pertanian dan Pangan (Distanpangan) Kabupaten Magelang pun mengajak petani mengoptimalkan lahan untuk menanam bawang putih.
Kepala Distanpangan Kabupaten Magelang Romza Ernawan mengatakan, produktivitas bawang di Kabupaten Magelang mengandalkan hasil pertanian di lima kecamatan. Yakni Kecamatan Kaliangkrik, Kajoran, Windusari, Pakis, dan Sawangan.
“Saat ini jumlah luas tanamnya ada 305 hektare, sementara luas lahan mencapai 426 hektare,” paparnya kepada Jawa Pos Radar Magelang.
Ia mengungkapkan, jumlah produksi Oktober lalu 27,2 ton. Dengan jumlah rata-rata per hektar menghasilkan 6,4 ton. Dari jumlah itu sebagian besar masih digunakan untuk kebutuhan benih. Selain itu juga konsumsi masyarakat lokal. “Selain kebutuhan domestik, juga luar Magelang seperti Pasuruhan dan Bali,” ujarnya.
Ia mengajak masyarakat untuk mengurangi pemakaian bawang impor dan beralih ke produk lokal. Juga memanfaatkan lahan kosong pekarangan untuk ditanam tumbuhan yang bermanfaat. “Dari segi rasa dan aroma bawang lokal lebih unggul. Harganya relatif lebih murah,” tuturnya.
Di sisi lain, kata Romza, PBB sudah memberikan isyarat 2023 mendatang ada potensi terjadi krisis pangan. Sebagai pemangku kepentingan, pihaknya memastikan produktivitas petani dijaga dan didorong supaya menguatkan lumbung pangan daerah. “Tujuannya untuk meningkatkan komoditas. Pemanfaatan lahan kosong untuk tanaman jangka pendek juga bisa menekan biaya hidup rumah tangga,” pungkasnya. (mia/lis)