RADARSEMARANG.COM, Mungkid – Desa Banyuwangi, Kecamatan Bandongan, Kabupaten Magelang memiliki ikon berupa yoni. Benda cagar budaya tersebut dipamerkan di depan kantor Balai Desa Banyuwangi.
Berdasarkan pantauan Radar Magelang di Balai Desa Banyuwangi, ada delapan yoni dan tiga artefak. Jadi total ada 11 batuan peninggalan sejarah yang diletakkan di tempat khusus dan diikat dengan besi agar aman serta tidak berpindah tempat.
Kepala Desa Banyuwangi Asnawi mengatakan, yoni ini ditemukan dan diamankan tahun 2011. Benda tersebut ditemukan di tanah-tanah warga. Seperti di Dusun Sangubanyu, Dusun Mendak, Dusun Kembang Lampir, dan Dusun Candi Gunung.
“Karena ini merupakan peninggalan sejarah dan tidak semua desa punya, tahun 2014 saat kepala desa terdahulu yakni Suwondo, yoni kami kumpulkan di balai desa,” jelasnya.
Ia menjelaskan di awal kepemimpinannya, tahun 2020, yoni didaftarkan ke Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Provinsi Jawa Tengah. Untuk itu, Desa Banyuwangi diberikan kewenangan untuk merawatnya.
“Saya berikan tempat seperti itu untuk edukasi anak-anak di sekitar dan para tamu yang berkunjung. Dengan yoni ini menunjukkan sebenarnya Banyuwangi itu jelas-jelas subur makmur,” ujarnya.
Asnawi mengaku alasan yoni ditaruh di depan, untuk menjadi ikon di Desa Banyuwangi. “Untuk perawatan kami lakukan setiap sebulan sekali. Jika ada lumut kami cabuti. Kami tidak menggunakan sikat, namun menggunakan spoon,” pungkasnya.
Sementara itu, Koordinator Juru Pelihara Candi Selogriyo, Candiretno Iswanto menjelaskan, pengumpulan benda cagar budaya di satu lokasi itu merupakan salah satu idenya. Pihaknya khawatir benda cagar budaya tersebut tercecer. Ia menambahkan benda itu diperkiraan termasuk abad ke-9, peninggalan Mataram Kuno.
“Sekretaris Desa Banyuwangi mengenai benda-benda seperti itu antusias sekali. Itu ada yang diambil dari sungai, jurang, dan sawah. Kemudian diamankan, didokumentasikan jadi satu sebagai pembelajaran masyarakat di situ,” ujar Iswanto. (rfk/lis)