RADARSEMARANG.COM, Mungkid – Kualitas produksi pertanian padi organik di Kabupaten Magelang terus ditingkatkan melalui Program Inovasi Berbasis Desa. Hingga saat ini luasan lahan organik mencapai 107,05 hektare dengan jumlah petani 363 orang. Bahkan, oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dinobatkan sebagai komoditas beras organik unggulan pada 2021 silam.
Beras organik unggulan itu diproduksi oleh Gapoktan Ngudi Makmur, Desa Wates, Kecamatan Dukun. Memberdayakan puluhan ibu-ibu yang bekerja dalam pengemasan. Selain membuat pupuk organik, juga menggunakan teknologi pengolahan padi organik. Selain BRIN, program tersebut juga mendapat pendampingan dari Universitas Negeri Semarang (UNNES), PT Nestra Kottama Indonesia, INNOBITZ Foundation, dan Dinas Pertanian setempat.
Dengan menggagas pengembangan inovasi berbasis desa, BRIN hendak memberikan stimulan pada masyarakat desa. Terutama produk unggulan berbasis riset, inovasi, dan teknologi.
“Sehingga meningkatkan nilai tambah produk dan pelaku UMKM di desa. Pada akhirnya akan mengangkat perekonomian masyarakat desa,” kata Kepala Pusat Riset Teknologi Pangan Satrio Krido Wahono pada acara Forum Diskusi dan Monev Program Inovasi Berbasis Desa, di Rumah Kemas Beras Organik Sri Hartati Desa Butuh, Kecamatan Sawangan Jumat (14/10).
Menurutnya, nilai lebih program Gapoktan Ngudi Makmur ialah implementasi pemberdayaan masyarakat. Selain itu juga berorientasi pada peningkatan kesejahteraan petani.
Mewakili LPPM UNNES Eka Yuli Astuti mengungkapkan, kolaborasi pendampingan bersama berhasil membangun ekosistem inovasi. Bahkan ekosistem ABCG (Akademisi – Business – Community- Government) dan penggunaan pupuk dan teknologi organik di Ngudi Makmur menkadi yang terbaik di Indonesia menyisihkan ratusan program lainnya.
Melalui sinergi berbagai pihak baik pemerintah, akademisi, dunia usaha, dan masyarakat, budaya iptek dan inovasi selalu tumbuh. “Nilai tambah produk unggulan desa itu tentu mendukung percepatan pemulihan ekonomi nasional,” jelasnya.
Sementara, Perwakilan dari Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah Dani menyebutkan, meningkatkan produktivitas pertanian tidaklah mudah. Sebab terdapat kesenjangan terhadap jumlah usia produktif petani. Tantangannya berupa 74,6% petani berusia di atas 50 tahun.
“Inilah menjadi peluang besar terhadap petani millennial dan zillenial. Program Desa Berinovasi ini sangat efektif untuk menarik minat mereka,” ucapnya.
Dewan Pembina Gapoktan Ngudi Makmur Sigit Ismaryanto menaruh harapan besar. Program ini diharapkan membantu mewujudkkan impian kelompoknya. Yakni pembangunan Rumah Pengolah Beras Organik Integrated Rice Milling Plant yang menerapkan teknologi pasca panen padi terkini.
“Keberhasilan Gapoktan Ngudi Makmur diharapkan dapat menginspirasi desa-desa lain untuk mengembangkan potensi desanya berbasis potensi local,” pungkasnya. (mia/bas)