26 C
Semarang
Saturday, 14 June 2025

Hewan di Relief Borobudur Diarak dalam Kirab Budaya

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Mungkid Rangkaian acara G20 di Borobudur diwarnai dengan kirab budaya dan rapat raksasa bertajuk “Nyawiji Tunggal Rasa”. Kirab akbar yang mengiringi perhelatan G20 itu melibatkan 20 desa di Kecamatan Borobudur. Masing-masing menampilkan ikon hewan visualisasi relief Candi Borobudur yang diambil dari kisah Jataka.

Pantauan RADARSEMARANG.COM pada Senin (12/9), kirab dimulai pukul 08.00 WIB. Dua puluh Ogoh-ogoh raksasa berbentuk hewan diarak mulai dari Tourist Information Center (TIC), Tingal, Wanurejo hingga ke Candi Borobudur. Sekitar 2000 warga dari 20 desa di borobudur saling menampilkan ikon budaya masing-masing desa.

Kisah Jataka menjadi inspirasi warga dalam penciptaan karya instalasi ragam fauna. Hal itulah yang diusung dalam gerak barisan kirab. Rangkaian dimulai oleh Desa Kembang Limus membawa karakter gajah, Tuksongo (ayam), Kenalan (penyu), Majaksingi (buaya), Bigaran (burung pelatuk), Ngadiharjo (macan), Karanganyar (angsa), Giripurno (kumbang), Candirejo (singa), dan Ngargogondo (celeng atau babi hutan). Kemudian Desa Wringinputih membawa karakter merak, Giritengah (kuda sembrani), Kebon Sari (banteng), Bumiharjo (kerbau), Tegalarum (serigala), Sambeng (garuda), Tanjungsari (kera), Borobudur (badak), Wanurejo (kijang emas), dan Karangrejo (naga Jawa).

Puluhan ogoh-ogoh tersebut dibuat dari bahan ramah lingkungan. Begitu juga sebagian kostum yang dipakai peserta. Ada yang terbuat dari pelepah pisang, bambu, daun kering, kulit jagung, sabut kelapa, dan lainnya. Sepanjang rute, kirab mengundang antusias warga untuk menyaksikan dan mengabadikan momen itu.

Kirab budaya dan rapat raksasa G20 terdiri dari empat segmen kegiatan. Di antaranya ritus Bangun Tuwuh di Candi Pawon, kirab budaya Mulih Pulih dari Candi Pawon menuju Candi Borobudur, rapat raksasa Nyawiji’ di Taman Lumbini Candi Borobudur, dan parade seni Golong Gilig. Di panggung Lumbini, setiap perwakilan desa dipersilakan mempersembahkan tariannya masing-masing

Sekda Kabupaten Magelang Adi Waryanto menyebut masyarakat Borobudur sudah terbiasa dengan event kebudayaan. Gelaran G20 ini semakin mendorong berkembangnya kreativitas dan ide gagasan warga. “Ini bentuk kesungguhan terhadap para wisatawan. Selain itu juga menumbuhkan perekonomian masyarakat,” katanya.

Kirab budaya ini juga dihadiri Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Republik Indonesia Nadiem Makarim, Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Restu Gunawan, Direktur Kepercayaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat Samsul Hadi, dan Kepala Balai Konservasi Borobudur Wiwit Kasiyati.

Sementara itu, pengamanan perhelatan akbar G20 di Borobudur 11-14 September 2022 melibatkan 1700 polisi. Pengamanan berlapis juga dilakukan di beberapa zona mulai dari hotel tempat menginap, lokasi kegiatan, dan rapat.

“Kita melakukan pengamanan tidak hanya memberikan rasa aman tapi juga nyaman kepada seluruh delegasi yang hadir di wilayah Jawa Tengah,” ujar Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi saat meninjau lokasi pengamanan acara Kirab Budaya G20 Pengamanan di Pospam Terpadu CMM G20 di Borobudur Senin (12/9).

Ia mengungkapkan, pengamanan dan pengawalan dilakukan dari jalur Jogjakarta ke Magelang. Juga pengamanan terbuka dan tertutup hingga ke safe house di wilayah Magelang. Di masing-masing lokasi terbagi ring pengamanan mulai dari dalam hingga di seputaran lokasi pengamanan. (mia/ton)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya