RADARSEMARANG.COM, MUNGKID – Presiden Jerman Frank Walter Steinmeier melakukan kunjungan ke Candi Borobudur, Jumat (17/6). Dalam lawatannya, ia meninjau progres kolaborasi antara Jerman dengan Indonesia. Di antaranya, monitoring peralatan membuat mortar dan monitoring drainase Candi Borobudur.
Pantauan RADARSEMARANG.COM, rombongan Presiden Jerman tiba di kompleks Candi Borobudur sekitar pukul 09.46. Mereka masuk melalui pintu 7. Rombongan disambut oleh Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Ristek Hilmar Farid, Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen, Kapolda Jateng Irjen Ahmad Luthfi, Kepala Balai Konservasi Borobudur (BKB) Wiwit Kasiyati, Corporate Scretary PT TWC AY Suharyanto, dan beberapa pejabat lain.
Kepala Balai Konservasi Borobudur Wiwit Kasiyati memaparkan, Frank-Walter Steinmeier kali pertama langsung meninjau Laboratorium Fisik. Ia diperlihatkan bagaimana kegiatan kolaborasi antara Indonesia dengan Jerman. “Pemerintah Jerman telah menyumbang peralatan untuk membuat mortar dan monitoring drainase Candi Borobudur,” katanya kepada koran ini.
Selanjutnya rombongan Frank Walter Steinmeier meninjau ruangan arsip Memory of The World (MOW). Di situlah Pemerintah Jerman punya peran dalam membantu pengelolaan arsip pemugaran Candi Borobudur. Yakni, berupa tenaga ahli (expert) yang memberikan masukan terkait pengelolaan arsip. “Sampai pada akhirnya Candi Borobudur mendapatkan status sebagai Ingatan Dunia,” jelasnya.
Presiden Jerman dan rombongan juga berkesempatan naik struktur Candi Borobudur sampai ke lantai paling atas atau stupa induk. Presiden Frank Walter Steinmeier puas dan sempat dikenalkan dengan sandal upanat sebagai perlengkapan naik ke atas candi dalam upaya konservasi.
“Tetapi karena waktu terbatas, jadi tidak sempat membuka sepatu. Jadi, beliau hanya membawa pulang sandal tersebut. Tetapi pesannya sudah sampai bahwa sandal salah satu inisiatif untuk menjaga kelestarian candi,” kata. Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Ristek Hilmar Farid.
Frank Walter Steinmeier menyusuri relief Karmawibhangga di sisi tenggara. Selain itu, juga menaiki struktur di lorong 1 melalui sisi timur.”Lalu menyaksikan monitoring dan evaluasi drainase di lorong 1 sisi barat dengan menggunakan peralatan bantuan dari Pemerintah Jerman,” ujarnya.
Hilmar menambahkan, Presiden Jerman sangat terkesan dengan Candi Borobudur. “Beliau sangat menikmati, kami sampaikan bahwa inovasi untuk konservasi terus dilakukan, dan tentu menggunakan kekayaan yang ada di masyarakat, yaitu tanaman dan beliau cukup mengerti ada gangguan jika menggunakan zat kimia. Beliau sangat mengapresiasi apa yg dilakukan BKB,” bebernya.
Menurut Hilmar, secara umum kunjungan berjalan lancar dan baik. Selama berada di Candi Borobudur, Presiden Jerman didampingi oleh storyteller dari BKB. Diceritakan mengenai sejarah dan perkembangan candi. Hingga relief-relief yang terpahat di dinding candi. Terakhir, juga dilakukan penyerahan cenderamata. Diserahkan oleh perwakilan masyarakat penerima manfaat dari UNESCO yang didanai oleh Pemerintah Jerman.(mia/aro)