RADARSEMARANG.COM, Mungkid – Permainan tradisional menggunakan bahan pisang kini semakin sulit ditemukan. Tergantikan dengan permainan modern. Merasa prihatin, Tim Eksotika Desa dan Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Dirjen Kebudayaan, Kemendikbud Ristek mengadakan Liga Pisang di wilayah Borobudur, Kabupaten Magelang.
Liga Pisang dimainkan seperti halnya sepak bola biasa, namun bola yang digunakan menggunakan bola yang dibungkus dengan pelepah pisang kering. Selain itu, aksesoris yang dipakai pemain terbuat dari bagian pohon pisang, pun dengan gawang yang dipakai
Keseruan dan kemeriahan pun terlihat dari peserta yang mengikuti Liga Pisang di Lapangan Sri Gentan, Desa Wringinputih, Kecamatan Borobudur Minggu (22/5). Liga diikuti sejumlah anak yang tersebar di 20 desa di Kecamatan Borobudur. Liga Pisang dimulai pada Sabtu (21/5) sampai dengan Rabu (25/5). Dalam kegiatan tersebut juga dipamerkan mainan tradisional yang terbuat dari pisang.
“Liga Pisang ini mencoba untuk membuat kemasan baru yang lebih menarik bagi anak-anak sama masyarakat di 20 desa Kecamatan Borobudur. Jadi sebenarnya pinginnya mengenalkan anak-anak terhadap potensi alam yang ada di sekitarnya,” ujar Ketua Eksotika Desa Panji Kusumah.
Dikatakan Panji, anak-anak juga dikenalkan dengan beragam jenis tanaman pisang. Jenis pisang yang dipamerkan meliputi pisang rojo, kluthuk, cici, kidang, lampong, kojo dan pisang ninting. Selain itu, ada pisang gendruwo, banyu, emas, kepok kuning, nongko, tanduk, byok, kepok sukun dan ambon. (man/ton)