RADARSEMARANG.COM, Mungkid – Warga Dusun Dawung, Desa Banjarnegoro, Mertoyudan kembali mengadakan tradisi Grebeg Kupat Sabtu (7/5). Tradisi yang sudah dua tahun vakum ini sudah dinantikan ratusan warga yang datang untuk berebut selongsong ketupat berisi uang.
Ribuan selongsong ketupat disusun menyerupai gunungan. Di dalamnya berisi uang mulai dari pecahan Rp 1.000 sampai Rp 100.000. Total ada 1.500-2.000 selongsong ketupat. Setelah ada aba-aba dari tokoh masyarakat setempat, warga secara spontan mengelilingi gunungan dan berebut ketupat di atasnya.
Gepeng Nugroho, tokoh masyarakat setempat mengatakan, Grebeg Kupat merupakan tradisi di kampungnya yang digelar tiap bulan Syawal laiknya halalbihalal, yakni dengan cara mengumpulkan warga di acara Grebeg Kupat.
“Mari bersama-sama mengakui kesalahan serta sama-sama menggerebek atau menghilangkan secara sporadis, kemudian bersama-sama untuk meruntuhkan kalepatan atau dosa masing-masing itu dengan rebutan, Grebeg Kupat,” ujar Gepeng.
Gepeng mengakui, pada dua tahun terakhir tradisi ini berhenti karena pandemi. Untuk tahun ini, acara dimulai dengan event Bajong Banyu yang berlangsung menjelang puasa Ramadan.
“Tahun ini karena kita sudah coba event sebelumnya di Bajong Banyu menjelang Ramadan dan Alhamdulillah karena kondisi memang sudah membaik. Mudah-mudahan ini juga akan seterusnya membaik dan Grebeg Kupat ini pun setelah dua tahun vakum kita bangkitkan kembali,” ujarnya.
Para warga pun berharap agar tradisi ini kembali terus diadakan. “Dua tahun nggak ada, sekarang antusiasnya lumayan. Ya dapat sekitar Rp 60.000,” kata Andik, salah seorang warga. (nan/ton)