RADARSEMARANG.COM – Ruangan Call Center 112 Kabupaten Magelang tidak pernah kosong. Selalu ada petugas call taker yang berjaga. Menghadap layar monitor dengan telinga dijejali headphone. Menunggu aduan masyarakat, siap melayani 24 jam.
Theda Reyhan Azis dan Azizah, dua petugas call taker sedang piket siang itu. Tepatnya pukul 13.50 Rabu (30/3), Azizah menerima laporan. “Call Center 112 Kabupaten Magelang, darurat apa yang dilaporkan,” ucapnya.
Sembari menerima panggilan, jari-jarinya memencet huruf demi huruf keyboard komputer di hadapannya. Mengetik data dan uraian kejadian yang dilaporkan. Setelah itu, melanjutkan laporan ke organisasi perangkat daerah (OPD) terkait. “Ada pohon tumbang di Secang,” ujar Azizah begitu selesai menerima panggilan.
Begitulah yang Azizah dan Theda kerjakan sehari-hari. Menerima panggilan, mengucapkan kalimat yang sama, mencatat pelaporan, lalu meneruskan ke OPD bersangkutan. Semua dilakukan atas dasar memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Call Center 112 Kabupaten Magelang siap menerima laporan 24 jam. Petugas bekerja dengan sistem shift. “Dulu saya pernah piket malam sendirian,” aku Theda.
Melayanani masyarakat untuk kejadian darurat tentu tak selalu mulus. Theda pernah suatu kali menerima laporan pukul 03.00 dini hari. Dari warga yang membutuhkan bantuan ambulans. Namun waktu itu, ada kendala dari PSC, lantaran sopir ambulan sedang sakit. Selama pelapor belum terhubung dengan pelayan, tugas Theda belum usai.
“Kalau gitu, ya kami pantau. Telepon tetap disambungkan. Sampai dipastikan waktu itu mendapat bantuan dari tetangga untuk mengantar ke rumah sakit,” ujar Theda.
Tak jarang, kesabaran Theda sebagai petugas call taker diuji. Banyak prank call dan ghost call masuk. Sering kali pelakunya anak-anak. Mereka menelepon, biasanya hanya cekikikan. Atau malah mengobrol sendiri. Sementara ghost call, orang menelepon tetapi hanya diam.
“Kalau saya tanya ‘Call Center 112 Kabupaten Magelang, darurat apa dilaporkan?’ sampai tiga kali tidak ada jawaban, saya tutup kembali,” kata Theda menceritakan caranya merespons ghost call.
Hingga Rabu sore itu, Theda dan Azizah sudah menerima 10 prank call, 5 ghost call, satu panggilan normal, dan satu panggilan informasi. “Sepuluh prank call itu, orangnya itu-itu saja,” ujar Theda. “Tapi sebenarnya prank sudah menurun. Sekarang ganti ghost call,” tambahnya
Tak hanya prank call dan ghost call, pengalaman lain yang tidak mengenakan juga pernah Theda alami. Dipisuhi pelapor. “Misalnya, Call Center 112 Kabupaten Magelang, langsung dijawab asu,” kata Theda. Dia kemudian terkekeh.
Lebih lanjut, Kasie Layanan Persandian dan Telekomunikasi Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Magelang Mardiyanto Joko Wicaksono menjelaskan, Call Center 112 merupakan upaya Pemkab Magelang dalam mempercepat pertolongan kepada masyarakat. Ketika terjadi kondisi kedaruratan. Misalnya, kebakaran, kecelakaan, gangguan keamanan, pohon tumbang, bencana alam, dan sebagainya.
Layanan ini dihubungkan dengan OPD terkait. Di antaranya, pemadam kebakaran, Satpol PP, kepolisian, dinas perhubungan, rumah sakit, PSC. Delapan petugas call taker pun disiagakan bergantian. Sejak diluncurkan Maret 2020, pemanfaatan Call Center 112 semakin meningkat. Terlepas dari kendala prank call dan ghost call yang meresahkan.
Agar Call Center 112 semakin dimanfaatkan masyarakat, Diskominfo Kabupaten Magelang menggencarkan sosialisasi. Ihwal prank call, pihaknya terus berupaya menjelaskan kepada masyarakat bahwa layanan publik ini tidak boleh disalahgunakan.
Tercatat sepanjang 2022, ada 231 laporan masuk ke 112. Rinciannya, 75 laporan pada bulan Januari. Kemudian 60 laporan pada Februari, dan 96 laporan hingga Rabu (30/3) kemarin. Kata Theda, akhir-akhir ini laporan yang masuk didominasi kejadian pohon tumbang, terkait PLN, kecelakaan, dan aduan sertifikat vaksinasi yang belum muncul di peduli Lindungi.
“Layanan satu panggilan ini tersentral. Untuk mempercepat pelayanan pertolongan untuk masyarakat yang mengalami kondisi kedaruratan,” jelasnya.
Pihaknya juga berupaya mengkoordinir kecamatan melalui desa-desa. Mengingat desa-desa kini sudah memiliki ambulans. Harapannya, ambulans desa bisa mem-back up jika terjadi kondisi kedaruratan di wilayahnya. “Entah itu bencana alam, kecelakaan, atau kedarudatan lainnya. Nanti biar bisa kami hubungi,” ujarnya.
“Kami berharap layanan Call center 112 Kabupaten Magelang bisa dimanfatkan dengan maksimal,” imbuh Kepala Diskominfo Kabupaten Magelang Endra Endah Wacana. (rhy/ida)