RADARSEMARANG.COM, Mungkid – Dinas Pertanian dan Pangan (Distan Pangan) Kabupaten Magelang terus mengembangkan potensi komoditas kopi. Pasalnya, dengan melihat dari iklim atau agroklimatologi serta letak geografis, perkebunan kopi merupakan salah satu yang paling berpotensi di wilayah ini.
Robusta dan arabika merupakan jenis kopi dengan lahan perkebunan serta produksi yang terbanyak di Kabupaten Magelang. Perkebunan kopi arabika berada di ketinggian di atas 1000 mdpl. Sementara ketinggian untuk perkebunan robusta di bawah 1.000 mdpl.
Luas lahan perkebunan kopi robusta ada 2.173 hektare. Paling banyak di Kecamatan Grabag. Sementara lahan arabika ada 646 hektare. Di antaranya terdapat di Kecamatan Windusari, Kaliangkrik, Kajoran.
Kabid Perkebunan Distan Pangan Kabupaten Magelang Widiarto menuturkan, pada 2021 produktivitas kopi robusta mencapai 14.490.700 kg. Sementara kopi arabika sebanyak 49.225 kg. “Itu data kami. Rata-rata dari perkebunan rakyat, milik petani. Belum dari Perhutani,” ujarnya.
Selain memfasilitasi pembinaan di budidaya, Distan Pangan berperan di pascapanen. Misalnya dengan memberikan bantuan alat untuk petani. Seperti alat pengolahan primer dan solar dryer.
Sementara Supartomo, kasi Tanaman Tahunan dan Rempah Distan Pangan Kabupaten Magelang menambahkan, kunci sukses berkebun kopi terletak pada pemangkasan. Perawatan tanaman ini cukup mudah, tetapi harus telaten. Jika dibiarkan tanpa dipangkas, tanaman akan tumbuh bebas. “Tanaman liar. Produksi rendah karena banyak hama masuk karena kelembaban tinggi,” jelasnya.
Soal harga,robusta per kg rata-rata 35.000. Sementara arabika bisa Rp 80.000 hingga Rp 120.000. Tergantung grade dan segmen pasar. Menurut Supartomo, kopi memang komoditas unik. Kualitas bisa dipengaruhi grade, pengolahan, nilai cacat. “Belum besarannya, kalau diayak lepas dari lingkaran 7 mm itu masuk grade bawah,” ujarnya. (mg2/rhy/ton)