RADARSEMARANG.COM, Mungkid – Rabu (23/3) pagi, Suwartini, warga Desa Gulon, Salam, Kabupaten Magelang keluar dari rumah dengan penuh harapan. Membawa dua jeriken, ia berangkat menuju toko 15, distributor minyak goreng curah di sekitar Pasar Muntilan.
Suwartini berangkat bersama sang suami mengendarai motor. Sudah sekitar 10 hari usaha kerupuk rambak miliknya berhenti beroperasi. Akibat tidak mendapat minyak goreng curah.
Suwartini tiba di toko 15, pukul 07.30. Suasana di toko distributor minyak curah tersebut sudah ramai orang yang mengantre. Ia pun mendapat nomor urut akhir, 168. “Cari minyak curah sudah sulit. Ini buat usaha kerupuk rambak,” kata Suwartini sembari menenteng jeriken.
Satu pembeli hanya diizinkan membeli maksimal dua jeriken. Satu jeriken kapasitas 16 kilogram minyak goreng curah. Minyak curah dijual Rp 15.500 per kilogram. Suwartini pun cukup sabar menanti gilirannya tiba. Sampai siang pukul 11.30, ia belum juga mendapat jatah. Perempuan paro baya ini tetap setia menunggu bersama pengantre lainnya. Walaupun langit mendung dan gerimis mulai turun tak lantas membuatnya beranjak pergi.
Suwartini tidak ada pilihan, karena hanya dengan minyak curah usahanya bisa kembali beroperasi. “Biasanya kalau empat jeriken itu bisa buat goreng rambak satu kuintal. Ini dapat dua jeriken. Besok antre lagi,” katanya kepada Jawa Pos Radar Magelang.
Sementara itu Elizabeth Septiana, pegawai toko 15 mengatakan, harga minyak goreng curah subsidi dijual Rp 15.500 per kilogram atau Rp 14.000 per liter. Toko 15 baru mendapat suplai minyak goreng pada 22 Maret 2022, setelah sebelumnya tidak mendapat suplai sejak 15 Maret. “Ini yang sekarang mendapat jatah 18 ton,” tutur Elizabeth.
Sebanyak 18 ton minyak goreng curah tersebut langsung habis hanya dalam waktu dua jam. Sejak buka pukul 08.30 nomor antrean langsung diserbu pembeli. Pukul 10.30 nomor antrean yang berjumlah 200 lebih ludes.
“Minyak ini ambil dari CV Santosa Sragen. Kalau yang CV Sawit Juara Semarang belum ngirim,” tuturnya. Pihaknya pun belum tahu kapan akan kembali mendapat jatah minyak goreng curah lagi.
Terpisah, Kapolres Temanggung AKBP Burhanuddin memperingatkan para pedagang dan distributor minyak goreng agar tidak coba-coba melakukan penimbunan. Semua pihak yang melanggar aturan dan melakukan penyimpangan dalam distribusi minyak goreng bakal ditindak tegas.
“Memang sampai sekarang belum ditemukan kasus penimbunan di Temanggung. Saya harap ini tidak terjadi karena kalau dilakukan, akan ada penindakan hukum,” terangnya saat melakukan sidak ketersediaan minyak goreng di Pasar Kliwon kemarin (23/3).
Dalam sidak yang menyasar sejumlah minimarket, supermarket dan pasar tradisional itu, tim terpadu pengawasan dan pengendalian ketersediaan bahan pokok Kabupaten Temanggung tidak menemukan kelangkaan minyak goreng. Harga minyak kemasan yang ditawarkan bervariasi mulai Rp 25.000 – Rp 28.000 per liter, namun masyarakat masih mudah dalam mendapatkannya. “Memang tadi di minimarket ada yang stoknya habis, lalu kami beritahukan kepada mereka untuk menghubungi distributor biar segera disalurkan,” jelasnya.
Di tempat yang sama, Kabid Perdagangan Dinkopdag Temanggung Eni Soelistyowati mengimbau pedagang dan distributor agar menjual minyak sesuai harga mekanisme pasar. Masyarakat pun diharapkan membeli sesuai kebutuhannya agar tidak terjadi kelangkaan di pasaran. (man/nan/lis/ton)