RADARSEMARANG.COM, Magelang – Pengusaha keripik tahu di Kota Magelang terpaksa memangkas waktu kerja karyawan. Hal itu dilakukan untuk mengurangi kerugian setelah harga kedelai melambung hingga Rp 11.500 per kilogram. Jumlah produksi pun dikurangi.
Sabtu (26/2) sejumlah karyawan di usaha keripik tahu Larasta, Kelurahan Tidar Selatan, Kota Magelang tengah menggoreng dan membungkus tahu. Sejak harga kedelai naik, mereka hanya melakukan produksi ketika ada pesanan. Para pekerja lepas pun datang secara bergantian. Tidak setiap hari datang. Jumlah pekerja dikurangi separo.
“Kalau biasanya sehari 20 orang sekarang 10 orang. Jadi datangnya bergantian,” ujar Christina Dwi Laras, pemilik usaha keripik tahu Larasta kepada Jawa Pos Radar Magelang.
Laras menuturkan, sebelum harga kedelai naik, dalam sehari produksi bisa mencapai 100 bal keripik tahu. Setiap 1 bal setara dengan 2 kilogram.
“Kalau sekarang produksi sesuai permintaan saja, 50 bal saja itu sudah bagus,” ujar Laras. Penjualan keripik tahu buatannya dibeli oleh pembeli dari wilayah Jawa maupun luar Jawa. Laras pun harus menaikkan harga keripik tahu menjadi Rp 75.000 per bal. Dari harga sebelumnya yakni Rp 70.000 per bal.
Sejak harga kedelai naik Laras mengaku penjualan turun 10 persen. Karena para pembeli tidak berani membeli banyak, untuk stok. Pembelian hanya sesuai kebutuhan saja.
Ditambahkan Laras, selain harga kedelai yang naik, ia juga dilema dengan belum turunnya harga minyak goreng. Masih berkisar Rp 18.000 sampai Rp 20.000 per liter. “Kalau pinginnya si harga kedelai kayak dulu masih Rp 7.000 sampai Rp 8.000,” imbuh Laras. (man/ton)