RADARSEMARANG.COM, Mungkid – Hanya dalam hitungan jam 3.996 liter minyak goreng (migor) yang dijual dalam operasi pasar kemarin (22/2) ludes. Operasi pasar minyak goreng diadakan oleh Dinas Perdagangan, UKM dan Koperasi Kabupaten Magelang.
Penjualan minyak goreng harga eceran tertinggi (HET) Selasa kemarin dilakukan di empat titik. Yakni Desa Deyangan, Desa Kaliabu, Desa Ambartawang dan kantor Dinas Perdagangan, UKM dan Koperasi Kabupaten Magelang. Ketika wartawan koran ini berkunjung ke Desa Deyangan, pukul 11.00 minyak goreng sudah habis. Tidak tersisa.
Beberapa warga pun harus mengantre di kantor Desa Deyangan untuk mendapatkan minyak goreng dengan harga HET. Karena banyak yang antusias. “Tadi buka pukul jam 09.00. Hanya sekitar 2 jam sudah habis,” ujar Umi Dawiyah, ketua Bumdes Desa Deyangan.
Ia menuturkan dalam operasi pasar minyak goreng itu, Desa Deyangan mendapat jatah 500 liter. Pembagiannya satu kepala keluarga maksimal hanya boleh membeli 2 liter minyak goreng. Total ada 214 kepala keluarga yang datang ke kantor Desa Deyangan untuk membeli minyak goreng.
Sementara itu, Fungsional Pengawas Perdagangan Dinas Perdagangan, UKM dan Koperasi Kabupaten Magelang, Tri Handayani menuturkan adanya minyak goreng HET tersebut difasilitasi oleh oleh Dinas Perdagangan Jawa Tengah. Kata dia kegiatan tersebut merupakan operasi pasar kedua, setelah sebelumnya dilakukan di akhir Desember 2021.
Untuk pembagian minyak goreng HET yakni 1000 liter di Desa Ambartawang, 1000 liter di Desa Kaliabu dan 500 liter di Desa Deyangan. Sementara sisanya dijual di kantor Dinas Perdagangan, UKM dan Koperasi. “Yang di kantor khusus untuk UMKM. Kita beri alokasi untuk UMKM,” ujar Handayani. Total ada 75 UMKM yang mendapat minyak goreng harga HET.
Menurut Handayani, ke depan operasi pasar minyak goreng akan kembali dilakukan di wilayah lainnya. Supaya bisa menyeluruh ke wilayah Kabupaten Magelang. Berdasarkan pantauan di pasar tradisional di Kabupaten Magelang, harga minyak goreng belum mengalami penurunan. Rata-rata harganya Rp 18 ribu sampai Rp 20 ribu. “Di toko ritel modern stoknya juga terbatas. Tidak mesti ada stok setiap hari,” papar Handayani. (man/lis)