RADARSEMARANG.COM, Mungkid – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Magelang melakukan sosialisasi masif untuk penanganan sampah di tingkat rumah tangga. Saat ini sudah masuk darurat sampah. Tempat pembuangan akhir (TPA) sampah di Pasuruhan, Kecamatan Mertoyudan, sudah overload (melebihi kapasitas) daya tampung.
Tinggi tumpukan sampai mencapai 35 meter, melebihi kapasitas normal 15 meter. Untuk itu, TPA Pasuruan secara resmi ditutup untuk pembuangan sampah.
Kepala DLH Kabupaten Magelang Sarifudin mengatakan untuk menangani darurat sampah saat ini, DLH Kabupaten Magelang terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat melalui beberapa kegiatan. Di antaranya lomba. Baik lomba bank sampah maupun TPS3R (Tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse, Recycle).
“Lomba ini, merupakan upaya mengedukasi warga dalam menangani sampah di tingkat rumah tangga. Terutama sampah organik untuk bisa dikelola dengan cara dimasukkan ke dalam lubang tanah atau kuenisasi, sehingga bisa dimanfaatkan untuk pupuk,” ujarnya, Kamis (17/2).
Membuat lubang atau kuenisasi bagi warga yang mempunyai pekarangan luas, menjadi keharusan dalam penanganan sampah. Bisa juga melalui lubang biopori yang digunakan untuk membuang sampah organik, seperti sisa sayuran maupun daun.
Selain model lubang biopori, DLH Kabupaten Magelang juga akan mengembangkan penanganan sampah dengan pola ke atas. Yakni melalui losida (lodong sisa dapur). Caranya, menggunakan ember bekas yang bawahnya dilubangi, kemudian ember ditaruh di atas pot yang berisi tanah. Model losida ini, bisa diterapkan pemukiman perkotaan atau perumahan yang tidak mempunyai halaman luas.
Sedangkan lomba bank sampah, diikuti 21 bank sampah yang mewakili masing-masing kecamatan, serta lomba TPS3R yang diikuti 13 TPS3R dari total 35 TPS3R di Kabupaten Magelang. Lanjut Sarifudin, Pemkab Magelang terus berupaya untuk membangun lokasi untuk penanganan sampah yang dianggarkan melalui dana pemerintah tahun 2023. (rfk/lis)