RADARSEMARANG.COM, Mungkid – Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di 20 sekolah Kabupaten Magelang dihentikan. Setelah diketahui ada guru dan siswa yang terpapar Covid-19. Ke-20 sekolah tersebut terdiri dari 10 SD dan 10 SMP.
“Tren minggu terakhir kemarin memang tinggi dan ini memberikan implikasi pada kasus di sekolah,” ujar Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Magelang Azis Amin Mujahidin. Ia menuturkan, total ada 17 guru dan 7 siswa yang terkonfirmasi Covid-19 di 20 sekolah.
“Konfirmasi Covid-19 ada 10 sekolah untuk SD, tapi saat ini yang satu sudah clear. Sudah di-tracing dan sembuh,” terang Azis. Saat ini 20 sekolah itu sementara melakukan Pembelajaran Tatap Muka (PJJ). Di Kabupaten Magelang belum semua melakukan PTM. Sementara ini untuk sekolah yang melakukan PTM ada 895, terdiri dari PAUD, SD dan SMP. Sementara sekolah yang belum melakukan PTM ada 654.
Dikatakan Azis, penambahan sekolah yang melakukan PTM masih akan terus dilakukan. “Dari Satgas Covid-19 pasti mempertimbangkan terlebih dahulu, tidak serta merta merekomendasikan,” jelas Azis. PTM masih dilaksanakan dengan jumlah peserta didik 50 persen.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Magelang Nanda Cahyadi Pribadi menuturkan, pihaknya sudah meminta kepada Kepala Disdikbud Kabupaten Magelang untuk melakukan PJJ bagi sekolah yang terdapat kasus Covid-19. Sambil dilakukan sterilisasi di sekolah.
“Sesuai dengan arahan, ketika terjadi kasus, untuk sementara (PTM) ditutup dahulu pembelajarannya. Sambil menunggu situasi sekolah jauh lebih baik dan sudah ditangani lebih baik, baru (PTM) bisa dilakukan kembali,” papar Nanda. Data terakhir dari Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Magelang terdapat 539 orang yang terkonfirmasi terpapar Covid-19. Terdapat 1 orang yang terpapar varin Omicron dan 4 orang probable Omicron.
Plt Kepala Dinkes Kabupaten Magelang Sunaryo mengatakan, ada laporan 21 santri pondok pesantren yang dinyatakan positif. Mulanya hanya 11, tapi terus bertambah. Klister ini terjadi di salah satu ponpes di Kabupaten Bandongan.
“Di-tracing lagi 200 santri dan tidak ada penambahan,” kata Sunaryo. “Semoga tidak nambah lagi,” harapnya.
Duapuluh satu santri positif tersebut melakukan isolasi mandiri di ponpes. Mereka didampingi tenaga Kesehatan (nakes). Satu nakes memantau empat santri. (man/rhy/ton)