RADARSEMARANG.COM, Mungkid – Bank Sampah Berkah Manunggal Dusun Tangkilan, Desa Pabelan, Kecamatan Mungkid, berdiri sejak 20 Februari 2018. Inisiatornya Marhamah, ketua Paguyuban Cobek Tangkilan.
Bermula ketika dia melihat banyaknya sampah tak terurus. Di pinggir jalan, di sawah, hingga di aliran sungai. Sampah-sampah itu membuat saluran air tidak bekerja maksimal.
Marhamah mengatakan, yang terbengkalai mendatangkan banyak lalat. Praktis, muncul penyakit, seperti diare dan gatal pada kulit. “Masalah tersebut menjadi salah satu hal yang melatarbelakangi kami membentuk paguyuban,” ucap wanita yang sering disapa Mar ini Jumat (21/1). Untuk mewujudkan desa bersih dan sehat, Mar lantas membentuk anggota paguyuban sebagai pengurus yang ikut andil mengelola bank sampah.
Di Bank Sampah Berkah Manunggal, sampah plasti disulap menjadi tas, baju, dan kerajinan bunga. Kemudian sampah botol dibuat prakarya berbentuk hewan, mobil-mobilan, dan sebagainya. Sementara sampah organik didaur ulang menjadi pupuk kompos dan pupuk cair. “Kerajinan biasanya dipasarkan oleh anggota yang memiliki usaha. Pupuknya digunakan sendiri di taman,” jelas Mar.
Mar bercerita, Bank Sampah Berkah Manunggal pernah mendapat piagam penghargaan. Sebagai juara harapan satu dalam lomba bank sampah tingkat Kabupaten Magelang. Kategori yang dimenangkan, yakni peran bank sampah di Hari Peduli Sampah Nasional tahun 2021. “Kami menampilkan busana dari kerajinan, yani gaun yang terbuat dari karung dan plastik,” kenang Mar.
Masyarakat dapat menabung bersama Berkah Manunggal untuk mengumpulkan sampah yang sudah dipilah. Pihaknya memberikan harga Rp 3.500 untuk atom maupun besi, Rp 800 untuk satu kilogram plastik putih, dan Rp 300 untuk plastik berwarna. “Anggota kami datang membawa sampah yang sudah dipilah,” kata Mar.
Di samping kegiatan memilah sampah dan membuat kerajinan, Bank Sampah Berkah Manunggal juga memiliki kegiatan rutin lain. Mulai dari kerja bakti hingga menanam tanaman herbal di taman. (mg2/mg3/rhy/ton)