RADARSEMARANG.COM, Mungkid – Petugas Pemadam Kebakaran (Damkar) mengemban kerja-kerja dengan risiko tinggi. Apalagi jika menghadapi peristiwa kebakaran besar. Sayangnya, pekerjaan berisiko tinggi ini tidak dibarengi dengan tunjangan.
Humas Damkar Kabupaten Magelang Septanita Penatha Rini mengatakan, sebagian besar petugas pemadam berstatus tenaga harian lepas (THL). Total, ada 260 personel. Mereka bekerja tiga hari sekali tetapi dengan jam kerja 24 jam. Dibayar dengan gaji UMK Kabupaten Magelang.
“Saya kalau lihat teman-teman bekerja bukan cuma salut lagi. Tapi di atas salut, ” ujar Natha kepada Jawa Pos Radar Magelang, Senin (13/12). “Sebenarnya berharap ada tunjangan risiko tinggi dan peningkatan alat perlindungan diri (APD),” imbuh Natha, sapaan akrabnya.
Selain bekerja penuh risiko, petugas pemadam dituntut selalu bersiaga. Ketika terjadi kebakaran tengah malam, tidak ada alasan untuk tidak bergegas melakukan pemadaman. Seperti yang baru terjadi Senin (13/12) dini hari kemarin. Ketika kebakaran melanda bengkel forklift pabrik kayu di Desa Mantingan, Kecamatan Salam.
Kebakaran diduga disebabkan korsleting listrik salah satu forklift. Akibatnya, api membesar, lalu menyambar oli dan tumpukan kayu. Upaya pemadaman menggunakan apar sempat dilakukan Suraji, petugas keamanan. Namun api tetap membesar, sehingga melapor ke Damkar Kabupaten Magelang.
Menerima laporan pukul 00.29, regu piket segera bergegas. Usai berjibaku dengan selama sejam lebih, api berhasil dipadamkan pada 01.55. Peristiwa ini menambah daftar panjang kejadian kebakaran di Kabupaten Magelang. Tahun 2021, hingga 13 Desember, tercatat sudah ada 105 kebakaran. Mayoritas berupa kebakaran rumah/bangunan/pabrik, yakni 86 kejadian.
“Meningkat. Tahun lalu ada 91 kejadian,” ujar Natha. “Kebanyakan karena korsleting listrik sama tungku dapur. Semoga saja tidak ada kejadian lagi, ” tambahnya.
Untuk meningkatkan kesigapan dan penanganan kebakaran, pelatihan skill tim pemadam pun dilakukan. Kata Natha, saban tahun selalu ada momen berkumpul di mako untuk pelatihan. “Jadi sama-sama belajar. Biar yang belum bisa jadi bisa dan yang sudah bisa, menjadi semakin bisa,” bebernya. (rhy/lis)