RADARSEMARANG.COM, Mungkid – Kerajinan gerabah mengantarkan Desa Karanganyar, Borobudur, Kabupaten Magelang menjadi juara 3 desa wisata berkembang oleh Kemenparekraf. Di samping itu mereka juga didapuk menjadi salah satu desa wisata berkelanjutan.
“Kami punya satu sisi unggulan yang mungkin tidak dimiliki oleh daerah lain. Yaitu tentang kerajinan grabah yang sudah ada sejak dulu. Dan itu ada keterkaitan dengan candi, karena kegiatan membuat gerabah juga terpahat di relief Borobudur,” ujar Khoiril Anwar, sekretaris Desa Karanganyar, Senin (13/12).
Kata dia, untuk sentra pembuatan gerabah di Desa Karanganyar berada di Dusun Klipoh. Gerabah di sana sudah dijual ke beberapa wilayah. Bahkan sampai ke luar negeri. Karena di Desa Karanganyar tidak ada daya tarik wisata yang menonjol, maka mereka lebih menonjolkan tentang wisata budaya dan kriya.
“Karena di Desa Karanganyar tidak punya destinasi wisata unggulan, maka kita jual paket apa yang bisa kita jual. Salah satu yang unggulan adalah gerabah,” kata Anwar. Sambung dia, ke depan pihaknya akan melakukan penataan di wilayah Desa Wisata Karanganyar. Terutama di Dusun Klipoh yang menjadi sentra kerajinan gerabah. “Kami berharap nanti di tahun 2022 ada penataan wilayah yang rapi, rencananya nanti kita bangun juga museum tentang gerabah dan potensi yang ada di sini (Desa Karanganyar, Red),” tuturnya.
Di samping gerabah, di Desa Karanganyar juga terdapat kerajinan kriya dan budaya yang ada. Seperti kerajinan ukir bambu, kesenian kubro siswo, topeng ireng dan lainnya. Sambung Anwar diraihnya penghargaan dari Kemenparekraf tersebut menjadi tantangan bagi Desa Wisata Karanganyar. Untuk memberikan pelayanan yang lebih berkualitas kepada pengunjung.
“Apalagi saat ini kita sudah dikenal secara nasional. Otomatis ke depan akan banyak yang berkunjung. Maka kita harus menyiapkan SDM, sarana prasarana, maupun pelayanan yang baik kepada wisatawan,” jelas Anwar. (man/lis)