RADARSEMARANG.COM, Mungkid – Budiyanto warga Borobudur, Kabupaten Magelang memanfaatkan daun bodhi sebagai media lukis. Di atas daun tersebut ia melukis beberapa panel relief Candi Borobudur. Bersama tiga rekannya ia membuat galeri tentang lukisan dari daun bodhi.
Selasa (7/12) beberapa lukisan karya Budiyanto terpampang di galerinya di Desa Wanurejo, Borobudur. Galeri tersebut dinamai Godong Pawon. Karena yang dipamerkan adalah lukisan dari daun Bodhi. Selain itu karena lokasinya berdekatan dengan Candi Pawon. Di galerinya ada 30 lukisan tentang relief Candi Borobudur hasil karya Budiyanto.
Lukisan karya di daun bodhi menimbulkan kesan natural dan eksotis. Selain melihat lukisan, pengunjung juga bisa praktik melukis dengan daun bodhi di galeri Godong Pawon.
Untuk menggambar di daun bodhi, Budiyanto menggunakan pensil 8B serta pensil alis. Ia mengaku mulai belajar melukis di daun bodhi 9 tahun lalu. Menurutnya melukis di daun bodhi perlu ketelatenan. Satu lukisan relief di daun bodhi biasa diselesaikan selama satu minggu.
“Melukis di daun bodhi tidak perlu ditekan. Cukup digoreskan ringan, agar daun bodhi sebagai media lukis tidak hancur,” jelasnya. Supaya bisa digunakan sebagai media lukis, daun bodhi perlu diproses selama 30 hari lebih.
Pertama daun harus direndam air 30 hari agar pigmen daun atau klorofil yang berwarna hijau bisa terlepas. Setelah itu daun dibersihkan dan dijemur, lalu direbus sebentar dan dikeringkan. “Setelah kering, daun disikat untuk membersihkan pigmen daun yang masih menempel lalu dijemur kembali. Baru kemudian siap menjadi media lukis,” katanya.
Satu panel lukisan relief dari daun bodhi dijual mulai harga Rp 1 juta. Sejak buka 27 November 2021 sudah terjual lima lukisan dari daun bodhi. “Kalau belajar membuat lukisan dari daun bodhi ya sekitar Rp 35 ribu-an. Hasilnya bisa dibawa pulang,” katanya. Selain melukis dari daun bodhi, Budiyanto juga menanam pohon bodhi. Untuk dilestarikan maupun dijual. (man/lis)