RADARSEMARANG.COM, Mungkid – Pasar Tradisi Lembah Merapi kembali buka setelah Kabupaten Magelang masuk ke PPKM level 2. Pengunjung pun mulai berdatangan. Tidak hanya dari wilayah Magelang, tetapi juga dari luar kota bahkan luar provinsi.
Para pengunjung berdatangan untuk menikmati sajian makanan tradisional di Bukit Gununggono, Desa Banyubiru, Kecamatan Dukun tersebut. Beragam sajian ditawarkan seperti tempe benguk, putu, lupis, sagon dan lainnya. Di samping itu pengunjung juga bisa menikmati makanan berat seperti lesah, sego megono, soto, maupun klubanan.
Pasar tersebut dikelola oleh pihak Desa Banyubiru. Dalam pelaksanaanya dijalankan oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Tirta Biru, Desa Banyubiru.
“Selama buka dua minggu ini Alhamdulillah lumayan yang datang. Ada yang dari Jogjakarta, Solo, Pacitan dan wilayah lain. Sehari rata-rata di angka lebih dari 500 orang,” ujar Supriyadi, ketua Pokdarwis Desa Banyubiru, sekaligus pengelola Pasar Tradisi Lembah Merapi.
Untuk bisa membeli makanan di Pasar Tradisi Lembah Merapi, pengunjung harus terlebih dahulu menukarkan uang rupiah dengan uang yang terbuat dari kayu. Oleh pengelola dinamakan uang dono (dollar Gununggono). Satu keping dono setara Rp 2 ribu. “Sekarang ada 32 lapak untuk berjualan. Semua penjual merupakan warga Desa Banyubiru,” kata Supriyadi.
Pasar Tradisi Lembah Merapi hanya buka setiap Minggu. Mulai pukul 06.00 sampai 12.00. Sebelum pandemi, pihak pengelola biasanya juga menyuguhkan pentas kesenian tradisional. Namun setelah buka ini belum kembali mengadakan, karena pertimbangan masih dalam situasi pandemi.
“Kalau saat ini rencana kami akan menawarkan bisa menginap di Bukit Gununggono. Akan kami sediakan camping ground. Supaya pagi langsung bisa menikmati suasana pasar,” ungkapnya. (man/ton)