RADARSEMARANG.COM, Mungkid – Bagi Ngumriyatul Khasnah, pandemi Covid-19 bisa menjadi sumber inspirasinya untuk berkarya. Gadis asal Desa Danurejo, Mertoyudan, Magelang ini membuat batik tulis dengan motif Corona. Kain batik tersebut pun laku hingga Rp 2 juta.
Kepada Jawa Pos Radar Magelang, Ngumri, panggilan akrabnya, mulai membuat batik Corona sejak Januari 2020. Saat ramai berita Corona di Wuhan, Tiongkok. Awalnya hanya untuk memenuhi tugas mata kuliah Batik Kotemporer. Karena ia masih kuliah di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, Prodi Batik Fashion.
Awalnya pun Ngumri tidak menjual batik karyanya itu. Ia hanya menyimpannya di rumah, sebagai sebuah karya. Sampai akhirnya di bulan Mei 2021 Ngumri diajak pameran oleh Dinas Perdagangan, Koperasi dan UKM Kabupaten Magelang. Batiknya pun laku dengan harga Rp 2 juta, dibeli oleh orang Bandung.
“Ikut pameran itu iseng saja, kok malah laku. Saya si sebenarnya nggak niat jual hanya nyoba ikut pameran saja,” ujar gadis berusia 23 tahun ini. Untuk membuat batik tulis Corona berukuran 105 cm x 250 cm ia membutuhkan waktu selama tiga bulan. Batik yang dibuat pun tidak hanya asal gambar, namun memiliki cerita.
Di dalam batik tersebut terdapat wujud virus Corona yang menyerang bumi. Kemudian hewan kelelawar yang dulu disebut sebagai penyebab virus Corona. Serta gambar Lonceng Yellow Crane yang menggambarkan kota Wuhan yang menjadi tempat awal munculnya Corona. “Bagi saya batik itu bisa menjadi tempat bercerita atau berkeluh kesah. Kalau saya buat batik bukan sekadar cari uang. Tapi lebih untuk bercerita. Untuk dapat konsep batik Corona saya butuh waktu 2 minggu,” kata Ngumri.
Saat ini Ngumri pun juga tengah membuat batik Corona kembali. Motifnya hampir sama dengan batik Coronanya yang pertama. Saat ini masih dalam tahap pengerjaan dan sudah ada yang memesan untuk membeli. “Butuh waktu lama si karena kan saya sekarang juga sedang fokus mengerjakan tugas akhir kuliah,” ungkapnya. (man/ton)
