RADARSEMARANG.COM, Mungkid – Lapangan Tuksongo, Borobudur, bak lautan tembakau, Senin (11/10/2021) pagi. Arena yang biasa digunakan untuk bermain sepak bola itu dipenuhi ratusan papan berisi rajangan tembakau. Di masa panen raya, masyarakat memang terbiasa menjemur di sana.
Pagi itu tampak sejumlah orang sedang membolak balik rajangan tembakau yang masih basah. Termasuk Kepala Desa Tuksongo Muhammad Abdul Karim. Kepada Jawa Pos Radar Magelang, Abdul Karim kemudian bercerita.
Katanya, hasil panen tembakau di Tuksongo tahun ini sebetulnya bagus. Namun sayang, karena hujan datang lebih awal, banyak tembakau yang berwarna hitam. “Jadi daunnya tidak melalui fase kuning. Langsung hitam,” ujarnya sembari menunjuk rajangan tembakau hitam di sebelah kakinya.
Daun-daun tembakau berwarna hitam itu tetap dimanfaatkan. Hanya saja, tidak untuk membuat rokok. Melainkan untuk pupuk ataupun obat nyamuk. “Harganya juga jauh. Misal tembakau yang bagus harganya Rp 45 ribu sampai Rp 50 ribu, ini paling cuma 10 ribu sampai Rp 12 ribu per kg,” jelasnya.
Ihwal pemasaran, lanjut Abdul, mayoritas petani tembakau di Desa Tuksongo menyetor hasil panen ke pabrik Gudang Garam. Ada juga sebagian petani yang menjual sendiri secara eceran. “Sudah sejak zaman simbah setor ke pabrik. Alhamdulillah sampai sekarang pabrik masih mau beli,” ujarnya.
Abdul pun berharap tahun depan hasil panen tembakau di Tuksongo semakin baik. “Semoga cuaca bagus. Biar daun tembakau yang dirajang juga ikut bagus,” harapnya. (rhy/lis)