26 C
Semarang
Tuesday, 21 October 2025

Kreasikan Limbah Batok Menjadi Pipa Rokok

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Mungkid – Limbah batok kelapa biasanya hanya dibuang. Jika dimanfaatkan pun, paling menjadi bahan bakar tungku. Namun berkat kreativitas tangan Arif Dianto, limbah batok bisa menjadi barang rumah tangga.

Warga Dusun Kiyudan, Desa Wringin Putih, Kecamatan Borobudur, ini menyulap limbah batok menjadi teko, lampu hias, cangkir, hingga pipa rokok. Dia memulainya sejak 2019. Berawal dari keinginan memanfaatkan limbah batok dari tetangga yang memproduksi jenang menjelang Lebaran.

Mulanya Arif membuat pipa rokok. Dia memperlihatkan karyanya kepada teman-teman. Mereka lantas memesan. Karyanya makin laku ketika dia berkunjung ke Wisata Religi Makam Aulia Gunungpring, Kecamatan Muntilan.

“Awalnya dilihat pedagang suvenir di kompleks makam, lalu mereka memesan untuk dijual,” tutur Arif ketika ditemui Jawa Pos Radar Magelang di kediamannya, Selasa (10/8).

Sebelum pandemi, sebulan Arif bisa memproduksi hingga 500 biji per jenis produk. Omzetnya secara menyeluruh pun bisa sampai Rp 15 juta. Sementara kini, turun di angka kurang lebih 50 biji per jenis produk. Dengan pendapatan sekitar Rp 3 juta sampai Rp 5 juta.

Selama pandemi, permintaan paling banyak pun hanya untuk pipa rokok. Sementara permintaan teko hampir tidak ada sama sekali. Soal harga, Arif menjual kerajiannya mulai dari Rp 25 ribu hingga Rp 75 ribu.

Untuk memproduksi kerajinan tersebut, Arif membeli batok di pasar, Rp 20.000 per karung. Batok-batok itu dibersihkan. Lalu digambar pola, kemudian dipotong. Selanjutnya, kerangka produk dilem dan dibentuk sesuai keinginan. “Paling sulit waktu memotong. Kalau alatnya nggak tajam, bisa hancur,” ucap Arif sembari mengamplas pipa rokok batok.

Untuk finishing, Arif melakukannya dengan merendam produk di dalam air. Selanjutnya, dibersihkan dan diamplas. “Saya nggak pakai bahan kimia. Finishing-nya natural saja,” aku Arif.

Ia juga menjual produknya ke  pengusaha soto batok. Pria yang sebelumnya bekerja sebagai tukang cat bangunan ini pernah mengirim teko, cangkir, dan lampu hias ke luar negeri. “Dijual lewat  teman-teman di pelayaran. Dikirim sampai Taiwan dan Brunei,” ucapnya bangga. (rhy/lis)

 


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya