RADARSEMARANG.COM, Mungkid – Panen kopi robusta di Dusun Krinjing, Desa Krinjing, Kecamatan Kajoran, tahun ini naik cukup drastis. Tahun 2020, hanya panen 5 ton. Sementara kini, sudah mencapai 17 ton.
Kepala Dusun Krinjing Nasopi menargetkan panen 2021 bisa mencapai 20 ton. Sama seperti panen tahun 2019 lalu. “Panen kopi tiap tahun memang pasang surut. Tahun 2020 kemarin panen turun salah satunya karena kemarau panjang,” ujar Nasopi ketika ditemui Jawa Pos Radar Magelang di kediamannya, Selasa (3/8) siang.
Di dusun yang terdiri dari 46 kepala keluarga ini terdapat sekitar 40 hektare perkebunan kopi. Lahan tersebut dimiliki warga dan Perum Perhutani. Dusun Krinjing pun sudah memiliki kelompok tani sejak 2016. Seluruh warga dusun terlibat dalam kelompok tersebut.
Kata Nasopi, sebagian petani kopi di Dusun Krinjing menjual biji kopi ke kelompok tani. Sebagian yang lain masih menjual ke tengkulak. Tak hanya mengepul kopi, kelompok tani yang diberi nama Rezeki Makmur ini juga mengolah biji kopi menjadi kopi bubuk. Kebetulan, sudah memiliki mesin pengolah kopi. Produk mereka lantas diberi nama Kopi Ireng Krinjing. “Kami namai itu karena kopi kalau nggak hitam kan kurang mantap,” tutur Nasopi.
Lanjut Nasopi, Kelompok Tani Rezeki Makmur menjual kopi secara offline maupun online. Mereka pernah mengirim kopi sampai Kalimantan hingga Sulawesi. Mereka juga menjual kopi dalam bentuk roast bean ke kafe-kafe.
“Kami ingin menunjukkan bahwa Kabupaten Magelang memiliki potensi kopi yang cukup besar. Karena ironisnya kan masih banyak orang yang lebih sering mengonsumsi kopi kemasan atau kopi warung,” pungkas pria yang menjabat sebagai bendahara Kelompok Tani Rezeki Makmur ini. (rhy/lis)