RADARSEMARANG.COM – Arum Puji Tri Lestari gemar membuat kerajinan tangan sejak belia. Ketika SD, dia belajar kristik. Lalu belajar menyulam ketika SMP dan belajar handycraft saat SMA. Tak berhenti di situ, Arum belajar merajut ketika menjadi mahasiswa.
Warga Desa Ngadiharjo, Kecamatan Borobudur, ini menggali ilmu dari ibu dan budenya. Mulanya belajar membuat rajutan rantai sederhana. Lama-lama bisa membuat rajutan macam-macam.
Pada 2017, Arum melanjutkan usaha rajutan kakaknya. Sebab, saat itu sang kakak menikah dan berpindah ke luar kota. Sembari memulai usaha, Arum mulai aktif dalam kelompok UMKM Kabupaten Magelang.
Kini Arum sudah memiliki berbagai jenis produk. Mulai dari tas, dompet, bros, konektor masker, gantungan kunci, topi, payung, hingga sepatu. Dia menggunakan menggunakan benang nilon, polyester, hingga goni. “Produk unggulannya tas,” ujar Arum kepada Jawa Pos Radar Magelang.
Arum menjual tas dengan sistem pre order (PO). Dia juga tetap menyediakan stok. Untuk merajut satu tas, Arum hanya butuh waktu tiga sampai empat hari. Namun proses finishing, seperti memasang kantong dalam dan menjahit alas, cukup lama. Bisa berminggu-minggu. Sebab, Arum belum bisa finishing mandiri, sehingga harus ke penjahit khusus rajut.
Ia harus ekstra fokus saat merajut. Selebihnya, harus telaten dan sabar. Sebab jika salah, dia harus mengulang proses dari awal. “Pernah bikin tas sudah setengah badan, ternyata salah tusukan. Mau nggak mau harus dibongkar,” kenangnya. “Merajut, kalau kelewat satu tusukan, nanti jadinya nggak pas. Ada yang longgar atau bolong,” jelasnya.
Ihwal model, perempuan berkacamata ini sering mencari inspirasi dari Pinterest. Biasanya berkaca pada produk tas berbahan lain. Atau produk dari luar negeri. Arum dituntut mengembangkan produk, menjaga kualitas, dan konsisten, agar bisa bersaing dengan perajut lain.
Pandemi ini, ia masih bersyukur usahanya tetap berjalan. Rata-rata sebulan dia menjual tiga tas. Perempuan lulusan program studi Akuntansi Universitas Negeri Yogyakarta ini juga mendapat rezeki dari produk lain. Salah satunya konektor masker. Katanya, satu orang bisa memesan hingga enam lusin.
Selama ini Arum memasarkan produknya secara daring. Melalui WhatsApp dan Instragram. Pelanggannya kebanyakan dari luar kota, seperti Klaten dan Bekasi. Paling jauh, mengirim tas ke Papua.
Selain memasarkan secara daring, Arum sering mengikuti pameran. Dia juga pernah bekerjasama dengan Balkondes Ngadiharjo. “Dulu sepatu rajut saya juga pernah dibeli Ibu Menteri Rini Soemarno waktu peresmian Balkondes Tanjungsari,” ucapnya bangga. (rhy/lis)