RADARSEMARANG.COM, Mungkid – Selama PPKM darurat, setiap akhir pekan jalan utama menuju Candi Borobudur ditutup dengan road barrier selama 24 jam. Untuk meminimalisasi adanya kerumunan. Para pedagang di sekitar Candi Borobudur pun mengeluh. Sejak penutupan tersebut barang dagangan mereka tak laku.
Suprih salah satu pedagang angkringan menuturkan, pendapatannya menurun 75 persen sejak penutupan tersebut. Karena jarang ada pembeli yang datang. “Dulu sehari Rp 100 ribu, sekarang hanya Rp 25 ribu,” jelas Suprih kepada wartawan Jawa Pos Radar Magelang. Meski sepi, ia tetap berjualan supaya tetap bisa makan.
“Saya tetap berjualan meskipun Candi Borobudur ditutup dan jalan juga ditutup,” katanya. Ia harus mengurangi jumlah dagangan di angkringan miliknya. Agar tidak merugi. Apalagi pukul 20.00 penerangan di kawasan Borobudur dimatikan. Dan para pedagang harus menutup dagangannya. Selain itu juga ada larangan untuk tidak makan di tempat bagi pembeli.
“Biasanya kalau malam ada yang keliling untuk mengarahkan agar tutup,” jelasnya. Kata dia, selama ini petugas masih baik dalam mengingatkan. Belum ada pemaksaan. Para pedagang pun patuh. “Selama ini masih ramah, kadang-kadang juga ada bantuan sembako dari polisi,” jelas Suprih.
Meski begitu, ia berharap jalan menuju Candi Borobudur dan wisata Candi Borobudur bisa kembali buka. Supaya pendapatan mereka bisa normal.
Dihubungi secara terpisah, Kasatlantas Polres Magelang AKP Faris Budiman menuturkan, untuk penutupan jalan menuju Candi Borobudur akan mengikuti waktu PPKM. Jika diperpanjang, maka penutupan juga akan diperpanjang. “Misal PPKM diperpanjang sampai Agustus maka penutupan juga akan diperpanjang, karena itu dalam rangka giat PPKM,” kata Faris.
Pihaknya masih menunggu informasi lebih lanjut tentang PPKM, untuk menentukan kebijakan ke depan. “Sementara PPKM sampai akhir Juli. Kami masih belum untuk ke depan, karena belum ada keputusannya,” pungkas Faris. (man/lis)