RADARSEMARANG.COM – Kabupaten Magelang kaya akan peninggalan bersejarah. Banyak candi tersebar di beberapa wilayah yang menarik untuk diungkap. Salah satunya Candi Ngawen di Desa Ngawen, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang.
Candi Ngawen ditemukan pada tahun 1874. Candi Ngawen terdiri dari dua candi induk dan tiga pewara. Namun satu candi induk menyisakan fondasi saja.
Kompleks candi ini memiliki pola susun berjajar ke samping atau berjajar berdampingan. Menurut Teknisi Konservasi Candi Ngawen Sumantoro, Candi Ngawen merupakan candi bercorak Buddha dengan sentuhan Hindu. Diperkirakan, saat itu untuk masa-masa peralihan.
“Karena prasastinya belum ditemukan jadi cuma bisa ngira-ngira. Kalau ciri khas candi Hindu kan stupanya berundak, ” kata Sumantoro kepada Jawa Pos Radar Magelang belum lama ini.
Bagian Candi Ngawen I hanya tinggal bagian kaki yang merupakan hasil pemugaran pada 1927. Denah candi ini berbentuk bujur sangkar. Di sisi timur terdapat sepasang pipi tangga dengan hiasan Makara pada bagian ujung.
Sementara Candi Ngawen II menjadi satu-satunya candi yang masih berdiri hingga bagian atap. Di atas kaki candi terdapat selasar berukuran 1,10 meter yang mengelilingi candi. Candi II ini memiliki pintu pada dinding bagian timur untuk menghubungkan selasar dengan bilik candi.
Selanjutnya Candi Ngawen III. Seperti candi I, candi III hanya tersisa kakinya. Bedanya, candi ini belum pernah dipugar. Candi ini memiliki relief arca laki-laki berdiri dengan sikap tribangga. Di depannya terdapat relief seorang perempuan kecil yang menyembah.
Kemudian, Candi Ngawen IV yang juga hanya tersisa bagian kaki. Ukuran candi ini hampir sama dengan candi II. Relief yang terdapat di candi IV, yakni relief gajah dan sulur-sulur yang keluar dari jambangan. “Candi IV dipugar tahun 2011,” kata Sumantoro ketika mengajak wartawan koran ini mengelilingi candi.
Terakhir, Candi Ngawen V. Candi ini tinggal sebagian kaki saja di sisi utara. Namun masih terdapat relief arca laki-laki dan perempuan yang bergandengan di sebuah relung. Di bagian sudut kaki candi juga terdapat arca singa.
Dari kelima candi itu hanya candi III hingga candi V yang belum dipugar. Sebab kata Sumantoro, masih harus melakukan pencarian batu aslinya sampai ditemukan paling tidak 70 persen.
“Dulu karena kena erupsi Merapi, diperkirakan masih ada banyak batu yang tertimbun di tanah. Tapi belum tahu ada ekskavasi lagi kapan,” kata dia.
“Ini juga masih ditutup plastik karena status Merapi siaga,” imbuhnya sembari menunjuk candi II.
Candi Ngawen sering dikunjungi wisatawan. Sebelum pandemi Covid-19, sehari bisa 2000 pengunjung. Terutama di sore hari. Selama pandemi, Candi Ngawen tidak menerima kunjungan wisata. (rhy/lis)