RADARSEMARANG.COM, Mungkid – Di tengah terik matahari, Achmad Nasichin berkeliling membawa tumpukan koran.
Sambil menawarkannya kepada setiap orang yang ada di komplek Ruko Munsen, Muntilan, Kabupaten Magelang. “Koran, koran, koran,” katanya, mencoba menarik pembeli.
Sudah hampir 28 tahun pria parobaya ini menjadi peloper koran. Sejak tahun 1993, selepas ia lulus SMA. Meski terlahir sebagai penyandang disabilitas, bukan halangan bagi Nasichin untuk bekerja. Ia enggan untuk meminta-minta.
“Walaupun kaki saya pincang, tapi saya tetap mampu berjalan menjual koran,” tutur warga Dusun Sucen ini.
Kepada Jawa Pos Radar Semarang, ia mengaku menikmati pekerjaan sebagai loper koran. Meskipun hasilnya tidak banyak. Hasil dari loper koran cukup membantu memenuhi kebutuhan pokoknya.
“Alhamdulillah dari loper bisa untuk buat rumah dan beli motor. Walaupun pas-pasan,” tutur Nasichin, sembari tersenyum bangga.
Setiap hari, Nasichin berangkat pukul 06.00 dengan membawa koran dari berbagai media. Salah satunya adalah Jawa Pos. Sejak dulu ia konsisten menjual Jawa Pos.
Meski jumlahnya tidak sebanyak dulu. Nasichin mengaku para pelanggannya banyak yang menyukai rubrik politik di Jawa Pos. Terutama dari kalangan anak muda. “Gaya bahasa di koran Jawa Pos itu kayak anak muda,” ungkapnya.
Bagi Nasichin, Jawa Pos juga termasuk media yang menyajikan informasi lengkap dari berbagai bidang. Seperti politik, kesehatan, maupun olahraga.